Farid menceritakan ide pembuatan karya ini berawal dari banyaknya jumlah jerami pasca panen yang belum dimanfaatkan. "Padahal, jerami merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar jumlahnya," tuturnya di awal ketika menjelaskan karya berjudul karya berjudul Integrasi Produksi Bio-etanol dari Jerami Padi dan Produksi Bio-metana dengan Memanfaatkan Kembali Finase sebagai Suplay Energi di Indonesia ini.
Selain itu, menurut pria kelahiran Banyuwangi 20 tahun silam ini, krisis energi yang melanda bangsa Indonesia sekarang turut melatarbelakangi pembuatan ide ini. "Indonesia sudah saatnya menggunakan energi alternatif yang ramah lingkungan dan sustainable sebagai pengganti energi berbahan bakar fosil," terangnya.
Ia menuturkan untuk proses pembuatan ide ini sendiri tidaklah muda, dimana berawal dari bioetanol yang diproduksi dengan menggunakan metode hidrolisa enzimatik, fermentasi, dan destilasi. Lebih lanjut, nantinya hasil akhir destilasi akan digunakan sebagai Bio-etanol dan hasil sampingannya akan diproduksi kembali menjadi Bio-metana dengan cara digesti anaerobik. ”Hasilnya kemudian di jadikan sebuah sirkulasi energi berkelanjutan,” tambahnya.
Selain itu, turut disampaikan beberapa kelebihan dari energi alternatif ini. Yakni sebagai pembangkit listrik dan bahan bakar. "Ini murupakan energi alternatif dengan inovasi baru, karena dalam sekali proses dapat menghasilkan dua energi baru yang memiliki maanfaat berbeda," jelasnya.
Tak Berorientasi Sebagai Juara
Menjadi juara dalam sebuah kompetisi adalah harapan semua peserta. Namun, hal ini bukanlah yang utama bagi pria yang dikenal pendiam ini. Baginya untuk menjadi juara adalah hadiah dari proses yang sudah dilakukannya. "Saya hanya berharap bisa lolos ke babak final saja sudah cukup," ungkapnya bercerita.
Namun, siapa sangka ternyata impiannya yang hanya ingin lolos ke babak final itu berbuah manis dengan raihan posisi ketiga terbaik dalam kompetisi tersebut. "Saya sempat terkejut ketika bisa lolos ke babak final, bahkan menjadi juara ketiga," tuturnya. Diakhir, ia pun berharap dapat mengembangkan penelitiannya dan menjelaskannya di forum sekelas konferensi Internasional. Menurutnya, yang terpenting adalah karya ini dapat diterapkan secara langsung oleh masyarakat. (sho/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan