Kali ini, pembahasan kuliah tamu lebih mengerucut ke teknik dan pengumpulan data-data pengeboran. Untuk itulah, mereka mengangkat tema Phetrophysics and Well Logging Data Acquisition. Tak tanggung-tanggung, mereka pun menghadirkan Dr Tavip Setiawan dan Fahyani Suwidiyanto MT. Keduanya adalah pakar Upstream Technology Center (UCT) PT Pertamina.
Menurut Fahyani, sebenarnya inti dalam pekerjaan pengeboran adalah hanya mengulang-ulang. Ia menjelaskan, setelah lubang dibor dan terbuka, maka lubang tersebut akan dipasang casing lalu disemen. Selanjutnya, pengeboran akan dilakukan terus hingga kedalaman yang diinginkan secara berulang-ulang.
Meski banyak orang yang menganggap pekerjaan pengeboran sangat sederhana, lanjutnya, namun ternyata banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mengebor. "Salah satunya adalah tekanan fluida di setiap kedalaman. Kalau kita tidak mengerti konsep tekanan, maka kita akan gagal," tegasnya.
Sementara itu, ketika memaparkan mengenai teknik pengumpulan data pengeboran, Fahyani sengaja mengajak peserta untuk turut aktif. Caranya, ia meminta para peserta untuk menjelaskan jenis-jenis batuan yang mereka ketahui. Menurutnya, cara ini penting dilakukan karena dalam pengeboran, pengetahuan tentang sifat fisik batuan sangat dibutuhkan.
Tak hanya mengajarkan teori pengeboran, Fahyani juga mengajarkan langsung bagaimana cara membaca grafik analisa data Uji Kandung Lapisan (UKL) Karangbaru, Nusa Tenggara Barat. Diakui Fahyani, kemampuan membaca grafik ini juga sangat ditekankan olehnya dalam proses pengeboran. "Karena dengan grafik inilah, kita bisa melihat kandungan dan keberadaan migas di bawah batuan," tutupnya. (pus/ady)