ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
30 November 2014, 12:11

BBH Jatim Berbagi Ilmu Tentang Hidroponik

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Saya pakai bahan-bahan bekas sebagai wadah hidroponik. Juga bisa pakai styrofoam bekas buah-buahan di swalayan atau di pemulung," ujar Kurniadi, salah seorang anggota BBH Jatim yang telah sukses membisniskan sayuran hidroponik. Tak hanya itu, media tanam juga bisa diakali dengan sekam bakar atau serabut kelapa yang telah diurai.

Sekam bakar bisa dibuat dengan cara disangrai atau dibakar di dalam kaleng yang telah dilubangi. Sedangkan serabut kelapa dibuat dengan cara dicacah hingga menjadi butiran-butiran kecil. Namun, sekam bakar dan serabut kelapa ini biasanya dipakai pada tanaman yang berada di polibag atau untuk tanaman dengan periode panen yang relatif lama. Oleh karena itu, jenis tanaman yang paling mudah diterapkan adalah jenis tanaman dengan periode tanam yang sebentar, antara 35-40 hari, diantaranya adalah sawi, kangkung, dan bayam.
Nutrisi yang wajib diberikan untuk tanaman hidroponik berjenis dua, yaitu A dan B. "Takarannya harus pas, yaitu 5-5-1. Lima liter air untuk melarutkan nutrisi A, Lima liter air untuk melarutkan nutrisi B, dan satu sak nutrisi untuk masing-masing jenis," ujar Kurniadi. Masing-masing nutrisi dapat disimpan hingga dua tahun lamanya, asalkan sesuai takaran. 
Sedangkan untuk diterapkan ke tanaman, nutrisi yang diberikan bertakar 5-5-1. Lima mililiter nutrisi A, lima mililiter nutrisi B, dan satu liter air dalam masing-masing pengairah. Kedua jenis nutrisi tersebut bersifat asam dan basa. "Takarannya tidak boleh ngawur, kalau ngawur bisa jadi garam," ujar Kurniadi.
Ia menjelaskan, ada tiga tahap penanaman hidroponik yang paling dasar. Tahap pertama adalah persemaian, dimana standart media tanam yang dipakai bernama rogul atau kutilen. Rogul atau kutilen dipotong-potong sebesar 25 x 25 milimeter dan dilubangi dengan kedalaman 2 milimeter. "Setiap lubang terdiri dari satu biji tanaman, sedangkan biji kangkung atau bayam dapat berjumlah lima biji dalam satu lubang," ujarnya.
Persemaian merupakan indikator kesuksesan suatu tanaman hidroponik berhasil atau tidak. Jika persemaian gagal atau kurang bagus, maka bisa dipastikan tahap selanjutnya akan tidak bagus perkembangannya. "Begitu biji telah pecah dan membentuk kecambah dengan daun berjumlah empat, barulah tanaman menuju ke tahap selanjutnya, yaitu pindah tanam," ujar Kurniadi.
Selama proses pindah tanam,  nutrisi harus terus-menerus diberikan dan dilakukan pengecekan suhu setiap harinya. "Suhu maksimal adalah 27 derajat celsius, sedangkan suhu minimal adalah 17-18 derajat celcius. Kalau lebih dari itu, tanaman tidak akan layak jual, tapi masih layak untuk dimakan," ujar Kurniadi. 
Tahap terakhir dari penanaman hidroponik ini adalah panen hasil. Kurniadi menjelaskan bahwa media tanam tidak bisa digunakan kembali pada periode penanaman selanjutnya. Akan tetapi, wadah yang ada masih bisa dipakai.
Ia berharap bahwa setiap kantin jurusan mempunyai sistem pengolahan hidroponik sehingga kebutuhan sayuran setiap kantin tercukupi dan tidak perlu membeli ke luar kampus. Selain itu, kemampuan mahasiswa-mahasiswa ITS dalam bidang teknik diharapkan mampu menciptakan alat-alat yang dapat mengembangkan alat-alat otomasi sistem hidroponik yang lebih baik. (oti/guh)

Berita Terkait