Talkshow yang mengangkat tema 4 Windu Kiprah Marine Engineering ITS dalam Pembangunan Bangsa itu mengundang empat pembicara yang juga merupakan alumni Siskal. Fauzan Fikri, Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan (Himasiskal) menjelaskan, acara hari ini merupakan temu kangen alumni yang pertama kali diadakan oleh Himasiskal. Tak tanggung-tanggung, pihak panitia mengundang seluruh alumni dari angkatan 1982 sampai 2014. "Ini salah satu alat untuk merekatkan alumni dan mahasiswa Siskal yang masih aktif," ujarnya.
Selain untuk menghimpun data base alumni, Fauzan berharap dengan adanya temu alumni ini akan membuka wawasan mahasiswa JTSP mengenai ranah kerja lulusan JTSP. "Biasanya mahasiswa Siskal itu kalau mau lulus kebingungan mau kerja dimana, padahal kita punya banyak alumni yang sudah tersebar diseluruh Indonesia," ungkap Fauzan.
Menanggapi soal bagaimana prospek kerja dari Siskal, Ir Abdul Aziz MM, salah satu pembicara mengaku juga pernah merasakan kebingungan semasa kuliah dulu. "Dulu cari IP 2,75 itu sangat sulit. Apalagi jurusan kita belum memiliki alumni. Merasa sangat bingung dan bimbang, setelah lulus dari Siskal mau kerja dimana," ungkap pria yang sekarang menjabat sebagai Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Bitung.
Karena kebingungannya tak kunjung menemukan titik terang, akhirnya Aziz mencoba melamar ke Dinas Perhubungan. Alasannya simpel, karena minat lulusan Siskal untuk masuk ke Dinas Perhubungan sangat rendah. Akhirnya dia pun bisa masuk dengan mudah. oleh karena itu, ia menyarankan agar mahasiswa tidak perlu takut untuk mencoba peluang kerja diluar bisnis kemaritiman. "Masuk dinas perhubungan tidak seburuk perkiraan orang-orang. Karena background saya orang kapal, akhirnya saya dimasukkan ke bagian perkapalan," ungkapnya.
Beda lagi dengan Adham Sjarif yang merupakan angkatan pertama Jurusan Siskal. Meskipun awalnya sempat merasa bingung karena menjadi angkatan pertama, tapi Adham tetap optimis akan mendapat masa depan cerah. "Dulu paman saya yang bekerja sebagai komisaris di perusahaan minyak mengatakan jika saya ini salah jurusan. Karena pada saat itu industri galangan sangat turun," ujarnya.
Menghadapi kenyataan itu, Adam kemudian memustuskan melanjutkan studi-nya dengan mengambil program magister manajemen selama dua tahun. Akan tetapi setelah lulus, ia kembali bekerja di dunia kemaritiman. Ia pun masuk PT. Samudera Indonesia, sehingga ia akhirnya banyak terlibat dalam proyek pembuatan kapal. "Setelah lulus saya ditawari untuk bekerja di Samudera Indonesia. Dari situ pengalaman yang saya dapatkan cukup membuat saya merasa percaya diri," imbuhnya pria yang sekarang menjabat sebagai Direktur SI Ship Management Company itu.
Tak hanya itu, Basuki Oscar.Yusak NT yang juga menjadi salah satu pembicarapun turut angkat bicara. Menanggapi prospek kerja bagi lulusan Siskal, ia mengatakan bahwa peningkatan skill bagi mahasiswa perlu dilakukan. Termasuk kemampuan berorganisasi. Karena menurutnya, lulusan Siskal juga memiliki peluang besar untuk bekerja di pertambangan minyak lepas pantai (offshore). "Sebenarnya lulusan Siskal memiliki banyak skill. Dengan meningkatkan kualitas, kita bahkan dengan mudah bersaing di luar negeri," ungkapnya.
Lalu bagaimana dengan lulusan wanitanya? Hendratmi Susilowati, salah satu pembicara yang semasa kuliah akrab dipanggil Emi itu menuturkan jika wanita tidak berbeda dengan pria ketika memasuki dunia engineer. "Karena saya seorang engineer, saya harus mengikuti ritme gaya laki-laki. Kita memiliki peluang yang sama jika kita mau berusaha keras," tegasnya.
Wanita yang kini bekerja di SKK Migas itu menuturkan jika lulusan Siskal memiliki peluang besar di industri oil and gas. "Kita memiliki peluang besar di sana, karena kita mempelajari tentang pipa dan gas turbin yang merupakan modal utama di industri energi gas," pungkas Emi.
Setelah acara Talkshow berakhir , rangkaian kegiatan temu alumni ini dilanjutkan dengan acara Gala Dinner. Acara tersebut diadakan pada malam hari di Marine Park, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS. (o13/guh)