Kegiatan ini diawali dengan bersepeda dari ITS ke Kenjeran yang diikuti oleh 70 peserta. Sebelum melakukan kegiatan selanjutnya (bertanam, red) di Kenjeran. Para peserta mendapat wejangan dari Dr Ir Bambang Sampurno MT, Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Hubungan Alumni ITS. Dalam sambutannya, Bambang mengaku senang dengan diadakan kegiatan semacam ini. Diakui Bambang, selama ini, kesehatan arek-arek ITS terkenal jelek di beberapa perusahaan. "Rasa-rasanya sangat sayang sekali jika hardskill dan softskill-nya bagus, tapi jika kesehatannya meragukan maka perusahaan pun tak akan melirik kita," tuturnya.
Dengan adanya Gesit ini, ia pun memiliki keinginan agar para peserta bisa memberikan pendidikan moral kepada adik-adik yang ada di Kenjeran. ”Terutama, di Madrasah Ibtidaiyah Al Mustofa Tambak Deres yang merupakan tujuan akhir dari gowes kali ini,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Muamar Khadafi, ketua Paguyuban KSE ITS, Kenjeran dipilih sebagai objek pengabdian masyarakat karena lokasinya yang strategis dan relatif dekat dengan kampus ITS. "Selain itu, masyarakat di sini juga kurang familiar dengan kegiatan bertanam," tambah mahasiswa yang akrab dipanggil Afik ini.
Mengenai sasaran kegiatan, lanjut Afik, sasarannya adalah siswa kelas 4 hingga kelas 6 MI. Ketika ditanya alasannya memilih siswa MI sebagai objek sasaran, Afik menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini salah satunya adalah untuk mengajarkan budaya menanam sejak usia dini. "Harapannya setelah anak-anak dilatih untuk menanam di sekolah, orang tuanya di rumah pun akan mengikuti," ujar mahasiswa Jurusan Teknik Geomatika itu.
Diakui Afik, ia bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Surabaya untuk penyediaan bibit tanaman. "Bibit tanaman terdiri dari cabe, kubis, dan terong. Pihak Dinas Pertanian menyediakan sebanyak 75 bibit" ungkap Afik.
Untuk teknis acaranya sendiri tergolong unik, anak-anak ini tidak hanya diajak untuk menanam tapi juga bermain dan berkompetisi. Peserta yang berjumlah lima puluh siswa dibagi menjadi sepuluh kelompok kecil. Setelah itu, mereka ditugaskan untuk membuat pot tanaman vertikultur dari botol plastik bekas dengan kreativitas mereka. Kemudian, mereka harus memindahkan bibit dari polyback, ke dalam pot vertikultur buatan mereka. Karya mereka selanjutnya akan dilombakan untuk diambil tiga juara utama.
Acara ini pun mendapat tanggapan yang positif dari salah satu peserta, Ririn Anisa. Ia mengaku senang dengan acara tersebut. "Senang, soalnya menanam itu penting untuk menjaga udara bersih," ujar gadis cilik tersebut sambil malu-malu.
Afik menambahkan, selepas kegiatan hari ini, panitia akan melakukan kontroling terhadap sayur yang sudah ditanam disekolah tersebut. "Mungkin seminggu sekali panitia akan kesini untuk mengecek apakah tanamannya dirawat atau tidak. Ini juga akan menjadi bahan evaluasi untuk panitia," pungkasnya. (o13/hil/ady)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung