Sebagai kampus teknik, ITS memiliki potensi yang besar untuk turut mengembangkan pariwisata dalam negeri. Dengan banyaknya pakar ahli ITS di bidang kelautan, arsitektur, desain produk, hingga perencanaan wilayah dan kota, ITS akan mampu mendorong pemberdayaan pariwisata yang berbasis pulau-pulau kecil di Indonesia.
"Dalam hal ini ITS dapat berkontribusi dalam pembuatan infrastruktur dari sebuah kawasan wisata pulau-pulau kecil," ungkap Thomas Ari Kristianto, Ketua Pusat Kerjasama dan IPTEKS BIBV ITS. Misalnya dengan pembuatan kapal, perancangan desain pelabuhan maupun desain resort, dan branding maupun pack aging produk wisata ke depannya.
Dalam workshop tersebut, ITS mengundang beberapa perwakilan Dinas Pariwisata di seluruh Indonesia. Antara lain Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu, Jakarta, Jawa, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Madura. Selain itu, turut datang pula para pebisnis akomodasi yang menyediakan hotel maupun resort.
Thomas menjelaskan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang di dalamnya terdapat ribuan pulau-pulau kecil yang masih asri dan belum terjamah oleh manusia. Maka dari itu, konsep pariwisata ini akan didirikan dengan mengitari pulau-pulau kecil di suatu kepulauan sembari menikmati keindahan alamnya. "Misalnya di kepulauan Bali, terdapat pulau-pulau kecil di dalamnya. Jadi dalam satu rute wisata, para wisatawan dapat mengilingi pulau-pulau kecil di Bali menggunakan kapal. Untuk tempat menginapnya di kapal yang didesain seperti hotel," paparnya.
Gerbang Wisata Nusantara
Untuk diketahui, Pilot project ITS pada tahun 2015 adalah Gerbang Wisata Nusantara (GWN), di mana Bali merupakan pintu utama dalam akses pariwisata Indonesia. Rencananya, di pulau Bali akan didirikan sebuah mall wisata yang berisi mengenai informasi beserta akomodasi tempat pariwisata yang tersebar di seluruh Indonesia. "Para wisatawan yang datang ke Indonesia tidak hanya berlibur ke Bali, melainkan bisa berlibur di tempat lain yang berada di kepulauan Indonesia," paparnya.
Dikatakan Thomas, saat ini banyak kabupaten maupun kota di Indonesia ingin menandingi Bali dalam hal pariwisata. Menurutnya, hal itu dirasa sulit mengingat Bali telah menjadi kepulauan pariwisata selama 70 tahun. Sehingga masyarakat di Bali sudah paham betul mengenai pelayanan terhadap para wisatawannya. "Dari pada menjadi pesaing, lebih baik menjadi bolo (teman, red) dalam menunjang pariwisata ini ," paparnya. Gagasan cemerlang ini disampaikan oleh Ir Ida Bagus Giri Suprayatna, Ketua Himpunan Pengusa (HIPA ) ITS cabang Bali.
Thomas berharap, dengan berkontribusinya ITS di sektor pariwisata Indonesia, jumlah wisatawan asing Indonesia bisa meningkat. Bahkan ia optimis bahwa dua tahun mendatang, Indonesia akan menjadi negara nomor dua di ASEAN dengan jumlah wisatawan asing terbesar. "Saya berharap lebih dari 20 juta pengunjung, jangan kalah dengan negara Thailand dan Singapura," jelasnya. Selain itu,ia juga berharap agar ITS bisa menjadi training center dalam hal sekolah pariwisata dan bisnis edukasi pariwisata. (ila/guh)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan