Dalam diskusi tersebut, PLH Siklus dan KPPL menyebutkan beberapa program yang mengantar ITS menjadi Eco Campus. Enam program tersebut diantaranya adalah penghijauan dan pertamanan, transportasi internal kampus, biodiversitas, efisiensi listrik, efisiensi air, dan pengelolaan sampah.

Dari keenam program tersebut, para peserta menyoroti beberapa hal. Seperti program transportasi internal kampus misalnya. Ternyata masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang aturan peminjamannya, dalam hal ini sepeda kampus. "Apa boleh sepeda kampus diparkir di jurusan? Ke mana saja sepeda kampus
itu boleh dibawa?" tanya salah seorang peserta diskusi.

"Sepeda kampus untuk sementara ini hanya boleh diparkir di shelter yang telah disediakan, namun sedang diusahakan untuk dapat diparkir di jurusan. Untuk area penggunaan hanya di dalam kampus ITS," jawab Aknan Anggraini, pembicara dari PLH Siklus ITS. Aknan juga menyebutkan, ITS baru-baru ini membentuk komunitas bersepada untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa  ITS mempunyai sepeda kampus.

Selain itu, peserta juga menyoroti segi efisiensi listrik. Penggunaan listrik di ITS dinilai masih sangat tinggi. Hal itu terlihat dari catatan penggunaan listrik di kampus yang menghabiskan dana hingga Rp 6 miliar per bulan.

Selanjutnya tentang program Urban Farming produknya berupa Sayur Organik (SayOr) yang diketahui telah dijual di swalayan terkemuka di Surabaya. Namun tujuan utama penggalakan program ini adalah juga untuk mengurangi emisi karbon. Program yang digawangi oleh Kepala Badan Koordinasi, Pengendalian dan Komunikasi Program (BKPKP) tersebut juga sudah menyelesaikan beberapa seri buku. Mulai dari Seri Burung dan Mamalia, Kupu-kupu dan Serangga, Reptil, dan terakhir Seri Pohon masih dalam tahap pengerjaan.

"Acara ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sekitar. Selain itu juga untuk pencerdasan terhadap mahasiswa FTIf, khususnya Teknik Informatika,” ujar Bagas Andita, ketua pelaksana acara tersebut. (o3/oly)