Sama halnya dengan pelaksanaan hari pertama workshop, di hari kedua para peserta pelatihan juga dibagi menjadi tiga kelas. Yakni kelas Malaysia, Thailand dan Myanmar. Hanya saja, di sesi kedua kali ini para peserta diajak untuk berlatih bahasa melalui pementasan budaya negara-negara tersebut.
Grup Malaysia misalnya, selain menyanyikan lagu Wau Bulan, mereka juga menampilkan tarian Joged Pahang dari daerah Pantai Timor. Pun demikian dengan grup Myanmar yang menampilkan Tari Shan asal Burma. Berbeda lagi dengan grup dari Thailand yang akhirnya melakukan paduan suara lagu nasional Thailand, Phleng Chat Thai.
Sebelum melakukan pementasan, masing-masing grup berkumpul untuk berlatih bersama. Sayang, waktu yang diberikan untuk berlatih sangat terbatas, yakni hanya setengah jam saja. Sehingga, pertunjukan yang ditampilkan pun disiapkan secara sederhana.
Seperti yang dilakukan oleh anggota grup Thailand. Pada awalnya grup yang diisi oleh Kholed Langsaree ini ingin menampilkan Thai-boxing yang cukup kondang di dunia internasional. Namun, akhirnya grup ini memilih menyanyikan lagu nasional Thailand.
Hal serupa juga ditunjukkan oleh grup Myanmar. Tari Shan dipilih lantaran dianggap hanya membutuhkan sedikit variasi gerakan. Grup yang paling ‘ramai’ selama masa latihan ini pun didampingi secara langsung oleh Zin Mar Htun, pemateri di kelas ini.
Meski sempat kebingungan saat pementasan karena waktu latihan yang singkat, peserta workshop terlihat bersemangat unjuk gigi di depan rekan-rekannya. Bahkan, hal ini juga yang mendorong dipilihnya grup Malaysia sebagai jawara pentas seni.
Lebih lanjut, salah satu peserta workshop, Atnis Kurnia Widi mengungkapkan sangat menikmati acara ini. Ia mengungkapkan selain bisa mempelajari bahasa ASEAN, dia juga bisa berkumpul dengan mahasiswa dari jurusan lain, bahkan dari universitas lain. ”Ini cara yang menyenangkan untuk menghabiskan akhir pekan saya lewat sesuatu yang bermanfaat,” terangnya.
Senada dengan Atnis, Zin sendiri mengungkapkan peserta sangat antusias dalam pementasan ini. Tak seperti saat mereka mempelajari materi bahasa Myanmar di hari pertama. "Saya menyadari bahasa Myanmar tidak akan mudah bila dipelajari dalam waktu singkat," pungkasnya. (gol/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung