Kuliah Umum yang menjadi bagian dari Mata Kuliah Wawasan Teknologi dan Komunikasi Ilmiah ini mengundang tiga pembicara. Mereka adalah Ir Luluk Sumiarso M Sc, Dirjen di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Prof Ir Daniel M Rosyid PhD MRINA, guru besar Teknologi Kelautan ITS dan Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA, guru besar Teknik Elektro ITS.
Di awal kesempatannya, Daniel mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih dekat Indonesia melalui dunia maritim. Menurutnya, menjadi negara maritim adalah bagian dari strategi diferensiasi untuk memperkuat posisi nusantara. ”Kepulauan kita banyak, tetapi konektivitas antar pulau tidak maksimal, sehingga perlu model pembangunan yang baik” tegasnya.
Guru besar yang juga pakar pendidikan Jawa Timur ini lantas bercerita tentang perspektif maritim nusantara yang dilemahkan oleh penjajah zaman dahulu. ”Penjajahan mematikan jiwa bahari kita,” lantang Daniel. Untuk itu Daniel berharap agar sistem pendidikan saat ini mampu membangun sikap kemandirian dan kewirausahaan.
Jika Daniel berbicara tentang maritim, lain halnya dengan Luluk. Pendiri sekaligus ketua The Indonesian Institute for Clean Energy (IICE) ini lebih menekankan tentang wawasan teknologi energi bersih untuk meningkatkan daya saing bangsa. Luluk berujar bahwa kekayaan SDA tidak cukup mampu memakmurkan suatu negara. ”Yang terpenting adalah SDM untuk menguasai Iptek dalam meningkatkan nilai tambah,” ujar Luluk.
Selain itu menurut Luluk, semakin menghantuinya perubahan iklim menjadikan Indonesia perlu terlibat secara aktif dalam penelitian tentang energi bersih, mitigasi, dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Untuk itu, pendidikan yang menghasilkan ilmuwan, teknologi, dan regulator mutlak diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. ”Mata kuliah tentang regulasi perlu ditambahkan dalam kurikulum sarjana, dan akan lebih baik lagi apabila diselenggarakan program pascasarjana Sistem Regulasi untuk memberi bekal kepada calon regulator,” harap alumnus ITB ini.
Di akhir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Periode 2009-2014, M Nuh juga turut mencerdaskan mahasiswa akan pentingnya meningkatkan daya saing bangsa. Nuh berujar bahwa saat ini ekonomi Indonesia berada di jajaran dua puluh besar dunia, dan diperkirakan di tahun 2030 nanti akan menduduki peringkat tujuh dunia. Selain itu, daya saing Indonesia di antara 144 negara di dunia juga terus mengalami peningkatan. Dari peringkat 50 pada 2012, saat ini meningkat di posisi 34 dunia. Hal ini menurut Nuh menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia.
”Maka dari itu, sebagai mahasiswa yang belajar di ITS dan menjadi bagian dari Indonesia, kalian harus bersyukur betul. Sehingga yang perlu ditanamkan dalam diri kalian untuk meningkatkan daya saing bangsa adalah berpikir kritis, berkepribadian yang utuh, dan memiliki hubungan sosial yang baik,” pesan Nuh kepada seluruh mahaiswa yang hadir di Gedung Robotika siang itu. (mis/ady)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung