Pelatihan ini digelar selama dua hari, sejak Sabtu (15/11). IO ITS pun mendapuk mahasiswa yang berasal dari Malaysia, Myanmar dan Thailand sebagai pembicara.
Uniknya, selain menjelaskan bahasa negaranya, pembicara juga menjelaskan sisi lain dari negaranya. Misalnya, terlihat pada sesi kelas bahasa Malaysia. Peserta tidak hanya diperkenalkan mengenai seluk beluk kosakata bahasa Malay, tetapi juga diajak belajar tari tradisional negaranya, yakni tari Joget Pahang. Nur Syafiqah Binti Rayme asal Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) yang melakukan cara itu.
Syafiqah mengaku, jika mereka biasa menggunakan kalimat ‘Assalamualaikum/hai, nama saya Siti. Awak siapa? Seronok berkenalan dengan awak saat perkenalan‘. Artinya, Assalamualaikum/hai, nama saya Siti. Anda siapa ? Saya ingin berkenalan dengan anda. Menurutnya, kalimat perkenalan tersebut tergolong informal introduction. "Tapi juga cukup umum dipakai ke sama satu derajatnya begitu," ungkap Syafiqah.
Kemudian, untuk kosakata panggilan ayah, ibu, paman, bibi, kakek, nenek, kakak laki-laki hingga kakak perempuan dalam bahasa Malay adalah diganti dengan Abah/Bapa, Emak/Bonda, Pakcik, Makcik, Atuk, Opah, Abang, dan kakak. "Khusus untuk panggilan kakak itu hanya berlaku bagi saudara tua perempuan, kalau laki-laki cukup abang saja," jelasnya.
Lalu, pada sesi kelas kedua, hadir Kholed Langsari, mahasiswa asal Thailand yang sedang mengambil konsentrasi studi Master (S2) di Jurusan Teknik Informatika ITS. Pria yang akrab disapa Kholed ini menjelaskan tentang peraturan kosakata bahasa Thailand. Diakuinya, jika di bahasa Thai terdapat beberapa tingkatan kata penulisan.
Tingkatan kata penulisan itulah yang justru memberikan perbedaan arti dari setiap suku kata. Jika secara kasa mata, memang hampir sama dengan tulisan Aksara Jawa milik Indonesia, tetapi apabila ditelaah lebih jauh ternyata berbeda. "Karena memang sama-sama berangkat dari Bahasa Sansekerta, tapi perbedaannya ada di penambahan-penambahan huruf baik di atas maupun di bawah kata Thailand tersebut," jelas Kholed.
Ia mencontohkan, kata ucapan ‘hai, bagaimana kabar anda?’ dalam bahasa Thai menjadi ‘Sa-wat dee (ka/krab), sa-bai dae mai ?‘. Kata ka dan krab tersebut merupakan aturan apabila orang yang berbicara adalah wanita maka ditambah kata ka di akhir ucapanya, pun begitu untuk sebaliknya. Apabila yang bicara adalah pria, maka memakai krab.
Kholed juga menjelaskan bila di bahasa Thai ini, terdapat beberapa karakteristik lain. Yakni, apabila dalam bahasa inggris terdapat aturan pergantian kata kerja untuk waktu kemarin, sekarang maupun yang akan datang, di bahasa Thai tidak memakai hal tersebut. "Selain itu, kita juga tidak mengenal yang namanya sufiks atau kata imbuhan, semuanya yang membedakan adalah tingkatan huruf yang dipakai di kata tersebut," pungkas Pria asal daerah Pattani Thailand ini. (akh/ady)