ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
10 November 2014, 06:11

ITS Harus Segera Jalankan Program Profesi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bertepatan dengan hari pahlawan, Senin  (10/11), Institut Teknologi Sepuluh Nopember genap berusia 54 tahun. Di momen itu pula, Rektor ITS, Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua sivitas akademik ITS. Hal itu diakuinya menjadi pendukung terhadap tercapaianya berbagai raihan prestasi yang ditorehkan kampus perjuangan.

Triyogi mengingatkan seberapa besarpun prestasi yang telah dicapai, ITS masih punya kewajiban untuk membantu menyelesaikan permasalahan bangsa Indonesia. "ITS harus senantiasa meningkatkan peran dan kontribusi untuk bangsa ini. Khususnya pada persoalan-persoalan yang mendesak seperti AEC 2015 yang sudah didepan mata," jelas Guru Besar Jurusan Teknik Mesin ITS ini. Menurutnya, ITS harus terus berusaha keras memberikan sumbangsihnya kepada bangsa terutama di bidang teknologi.

Ia menjelaskan pada dasarnya pasar bebas telah mengisyaratkan bahwa kita sebenarnya tidak benar-benar bebas, khususnya bagi tenaga terampil. Dikatakan Triyogi, tenaga terampil haruslah memiliki sertifikasi kelayakan. Oleh karena itu, peran lembaga sertifikasi sangat penting dalam hal ini. ”Untuk memeberikan sertifikasi kepada tenaga terampil dari Indonesia agar mereka dapat dengan mudah bekompetisi dipasar bebas AEC dan diakui kualitasnya,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan sudah seharusnya kita bergembira dengan disahkannya Undang-Undang Keinsinyuran yang dirancang untuk menghadapi AEC. Baginya, hal ini dapat mendorong insinyur asal Indonesia mendapat pengakuan hukum atas usaha dan jasa mereka di dunia internasional.

Dalam pidatonya, alumni Jurusan Teknik Mesin ITS itu juga menyampaikan poin penting lainnya seperti jaminan kompetensi mutu perguruan tinggi untuk mencetak insinyur profesional. Ia mengakui  bangsa Indonesia telah dan akan melaksanakan berbagai program guna mencapai target tersebut. ”Salah satunya adalah  melalui program standar profesi insinyur yang bekerja sama dengan kementerian terkait dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII),” timpalnya.

Pun demikian, ia menyatakan Indonesia masih belum memiliki banyak perguruan tinggi yang menjalankan standar program profesi insinyur. Menurut informasi yang ia dapat, jumlah sarjana di Indonesia terbilang masih sangat kurang. Seperti data yang tercatat pada tahun 2010, ia menggambarkan hanya terdapat 2671 sarjana teknik saja pada setiap satu juta penduduk di Indonesia. Hal ini pun diperparah dengan  rata-rata kenaikan yang hanya 164 sarjana saja untuk setiap tahun. ”Dan ini terjadi selama 10 tahun terakhir sejak tahun 2005,” sesal pria kelahiran Tulungagung, 29 Januari 1960 ini.

Sementara di ITS, ia mengaku baru Jurusan Arsitektur saja yang telah menjalankan program tersebut  sejak tahun 2009. Sehingga Triyogi menegaskan ITS harus sesegera mungkin memberlakukan program profesi untuk jurusan-jurusan yang memenuhi syarat ke depannya. ”Ini sangat penting guna memenuhi kebutuhan insinyur profesional dalam persaingan global dewasa ini,” tutupnya. (o13/man)

Berita Terkait