Ir Syamsul Arifin MT, Ketua P3AI ITS menjelaskan pekerti adalah salah satu pelatihan paling tua yang pernah digelar oleh ITS yakni sejak tahun 1992. Pelatihan ini digelar untuk membekali dosen baru dalam proses perkuliahan. ”Sebab umumnya, sebagian dosen hanya memiliki ilmu tapi tidak bisa menyampaikan secara lugas kepada mahasiswa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Syamsul mengatakan pembekalan yang diberikan berupa materi dalam merancang pembelajaran yang melibatkan media online dan offline. Selain itu, tata cara pembuatan dropbox, iCloud dan google drive juga diberikan kepada peserta untuk mendukung proses pembelajaran. Pemanfaatan e-learning juga disampaikan untuk meningkatkan proses mengajar dalam pelatihan ini.
”Mahasiswa sekarang adalah generasi Z sehingga membutuhkan gaya belajar yang sesuai,” ujar Syamsul. Generasi Z adalah generasi digital yang berbasis media seperti gadget, sosial dan teknologi. Oleh karena itu, Syamsul mengharapkan pelatihan ini membuat para dosen pendidik bisa menyesuaikan dengan gaya belajar mahasiswa.
Ia menambahkan salah satu contoh penyesuaian dengan gaya belajar mahasiswa yaitu penggunaan media online saat terjadi lampu padam. Misalnya, memanfaatkan facebook dan email sebagai untuk membuat mahasiswa merasakan kontak dengan pendidik.
Tak hanya itu, penerapan teknik mengajar Student Center Learning (SCL) juga menjadi materi pembekalan. Menurut Syamsul, teknik tersebut membuat sistem pembelajaran yang diberikan dosen menjadi terkini. ”Kalau dulu dosen yang mengajar lalu mahasiswa belajar, sekarang dosen dan mahasiswa harus sama-sama belajar,” ujar dosen Jurusan Teknik Fisika tersebut.
Sementara itu, Dewanti Anggrahini ST MT, salah satu peserta mengungkapkan beberapa manfaat dari pelatihan ini. Ia menyadari setelah satu setengah tahun mengajar, ia bisa mengetahui bebarapa aspek kurang dari pembelajaran yang selama ini ia gunakan. Tak hanya itu, metode pembelajaran yang lebih nyaman juga ia dapatkan melalui pelatihan ini.
Dewanti menambahkan, ia berencana untuk mengevaluasi sistem pembelajaran yang ia gunakan selama ini. Ia berharap pelatihan seperti ini dapat bersifat lanjut atau berkesinambungan. ”Mungkin selanjutnya ada pembekalan yang lebih lanjut sehingga materi yang didapat kali ini bukan hanya dasarnya saja,” terangnya.
Senada dengan Dewanti, Eko Wahyu Tyas SKom MBa, mengatakan bahwa pelatihan ini membuat ia dapat menyusun strategi dalam perencanaan pembelajaran sebelum turun mengajar. ”Karena pengajar yang baik tidak hanya membuat mahasiswa mengusai materi, namun lebih mempersiapkan mahasiswa agar bisa terjun di masyarakat,” tandas dosen Jurusan Sistem Informasi tersebut. (van/ran)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung