ITS News

Rabu, 17 Desember 2025
30 September 2014, 14:09

Mahasiswa ITS Belajar Dari Komikus Perancis

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hadirnya mereka di tengah-tengah mahasiswa hari ini tak lepas dari peran Institut Francais (IFI) yang bekerja sama dengan Jurusan Despro. Nugrahardi Ramadhani SSn MT mengatakan dua komikus ini dipilih lantaran komik karya mereka yang sedang sangat populer di berbagai negara.

Ia menjelaskan komik yang digagas Karim Allam ini menceritakan tentang kehidupan sehari-hari kaum muslim di Perancis. ”Uniknya, baik Karim dan Greg memiliki latar belakang dan keyakinan yang berbeda, itulah citra komikus yang populer dari negara timur tengah hingga Kanada ini,” ungkap dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual ini. Namun, lanjutnya, mereka tetap bisa menghasilkan komik bernuansa islami tapi juga mengkritisi tingkah laku dari umat muslim itu sendiri.

Pun demikian, dalam workshop yang dihelat selama tiga jam ini, keduanya tak segan membeberkan rahasia pembuatan komik yang mampu menghebohkan media sosial. Bahkan, proses pembuatan komik hingga menjadi buku dan diterjemahkan ke dalam 25 jenis bahasa pun tak luput dari penjelasan mereka kepada peserta.

Dalam pelaksanaannya, gelaran ini juga menyajikan sesi penyusunan kerangka cerita dan menggambar sketsa komik secara langsung bersama pembicara. Tak pelak, para peserta pun langsung mengkreasikan paparan yang disampaikan melalui pengggunaan media digital yang telah disiapkan sebelumnya.

Lebih lanjut, komikus yang kondang lewat karya berjudul The Muslim Show ini pun memilih problematika keseharian yang ada di Indonesia, yaitu perilaku buruk dalam berkendara. Menurut Karim, hal utama yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan komik ini adalah ide ceritanya. Kejadian sederhana yang dialami sehari-hari jika diolah bisa menjadi komik yang bagus, apalagi jika komiknya komedi. "Supaya bisa lucu, kita harus berani mengolok-olok perilaku buruk orang di sekitar kita," jelas komikus berdarah Al Jazirah ini.

Greg dan Karim juga memberikan contoh secara langsung dengan menggambarkan ide yang telah disusun di storyboard dalam komik empat panel. Greg mengungkapkan dalam proses menggambar, biasanya ide-de baru akan bermunculan. "Maka dari itu jangan ragu-ragu dalam menggambar sketsa komik," ungkapnya.

Tak hanya itu, keduanya juga tak ragu mengajak peserta untuk ikut menggambar komik empat panel berdasarkan storyboard yang sudah disusun sebelumnya. Bahkan, Greg selaku penggambar dalam komik The Muslim Show sangat antusias mengamati hasil karya mahasiswa sekaligus mengkritisinya. (gol/man)

Berita Terkait