Terdapat tiga orang yang menjadi panelis dalam debat ini. Ketiganya ternyata juga pernah berkecimpung langsung dalam BEM ITS. Mereka adalah Adi Mochammad Isa’i, Menteri Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa BEM ITS 2011/2012, Faisal Maulana, Sekretaris Jenderal Eksternal BEM ITS 2011/2012 dan Dalu Nuzlul Kirom, Presiden BEM ITS 2010/2011. Saat menguji kedua capres BEM, Imran Ibnu Fajri dan Pasca H Winanda, ketiga panelis ini memiliki ciri khas masing-masing.
Dalam debat ini, tema yang dikupas tuntas yakni terkait Dinamika Keluarga Mahasiswa (KM) ITS. Pertama, kedua Capres diharuskan untuk memaparkan ideologi yang mereka anut dalam membawa perubahan yang baru di BEM ITS. Jawaban keduanya pun sangat bervariasi.
Fajri, kandidat pertama, mengungkapkan bahwa ia sangat menjunjung tinggi ideologi ketuhanan dalam membuat perubahan di BEM ITS. "Ketuhanan diletakkan pertama pada Pancasila karena ideologi ini bermain dengan hati. Seseorang tidak akan pernah bisa melakukan pergerakan jika hatinya masih belum tersentuh," tegasnya kepada penonton.
Berbeda dengan Fajri, Pasca ternyata sangat memegang erat konsep sosial masyarakat. Ia mengambil contoh permasalahan di KM ITS mengenai sosial masyarakat sebagai ilustrasi. "Saat ini, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) sudah memiliki kegiatan sosial masyarakat sendiri, padahal itu merupakan ranah kerja BEM Fakultas. Artinya, tingkat kepedulian mereka belum berbasis keprofesian sehingga KM ITS memerlukan adanya integrasi lagi," tuturnya.
Setelah itu, mereka harus menjelaskan bagaimana cara merangkul seluruh mahasiswa untuk mengikuti ideologi yang mereka anut. Tak hanya itu, cara yang mereka ajukan diharuskan memiliki perbedaan dari kepengurusan BEM ITS sebelumnya. Pertanyaan ini dilontarkan oleh salah satu panelis, Faisal.
Bagi Fajri, ada berbagai kegiatan yang ia usulkan untuk bisa merangkul mahasiswa ITS dalam mengikuti ideologi yang dianutnya. "Contoh kegiatan tersebut adalah pengecekan ibadah masing-masing staf BEM ITS. Ini sangat berguna untuk mengingatkan mereka bahwa agama dan kepercayaan mereka harus dijunjung tinggi," terang mahasiswa Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ini.
Sedangkan menurut Pasca, untuk menumbuhkan rasa kepedulian mahasiswa terhadap sosial masyarakat, BEM ITS perlu menularkan semangat kebangsaan kepada mahasiswa. "Bagaimana cara menularkannya? Bisa dengan kajian maupun pelatihan ke seluruh HMJ," ujarnya.
Tantangan Membuat Penonton Tertawa
Meski awalnya debat ini berjalan sangat serius, namun di akhir debat ini menjadi semakin cair. Hal ini disebabkan pertanyaan yang dilontarkan Dalu, panelis ketiga. Ia sengaja menguji selera humor para Capres BEM. Pengujian ini tidak dilakukannya tanpa dasar. Menurut Dalu, humor adalah bagian dari seni. Bedanya, humor adalah seni yang cerdas. Seorang presiden BEM harus memiliki selera humor yang bagus dan cerdas. ”Katanya dinamisasi, ya jangan kaku dong dalam melaksanakan debat ini," tantangnya kepada para Capres BEM.
Menanggapi tantangan Dalu ini, kedua Capres sempat kebingungan karena belum ada persiapan sebelumnya. Akhirnya, keduanya minta waktu untuk berpikir sejenak selama tiga menit kepada panitia. Saat itu, Pasca mendapat kesempatan pertama untuk membuat penonton tertawa dengan selera humor yang dimilikinya. Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri ini akhirnya mencoba membuat suasana mencair dengan cara menggombal kepada temannya. Sontak, penonton pun tertawa melihat Capres nomor urut dua ini menggoda temannya dengan kata – kata romantis.
Dengan cara yang berbeda, Fajri juga berusaha mencairkan suasana debat panelis ini dengan selera humornya. Ia melakukan stand up comedy selama tiga menit di depan para penonton. Ia menceritakan pengalaman lucunya ketika ditipu oleh temannya saat tiba di ITS pertama kali. Pengalaman kocaknya saat menjadi mahasiswa baru tersebut ternyata juga kembali mengundang tawa para penonton.
Meski para panelis sempat menahan tawa, namun di sisi lain mereka bangga kepada para Capres BEM ini. Mereka berharap, keduanya bisa menjalankan BEM ITS dengan baik sesuai dengan ideologi yang dianutnya. Namun, mereka juga ingin keduanya tetap menjunjung tinggi ideologi Pancasila yang menjadi dasar berdirinya BEM ITS. (pus/fin)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,