ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
24 September 2014, 00:09

Dilema Subsidi BBM, BEM ITS Gelar Diskusi Terbuka

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Diakui oleh Prof Daniel M Rosyid MRINA, salah satu pembicara dari Tata Kelola Minyak dan Gas (Migas) dan Ketahanan Energi, bahwa energi merupakan kunci kemajuan Indonesia. ”Saat ini Indonesia berada dalam kondisi yang sangat buruk, karena masih sangat bergantung pada BBM,” ujarnya.

Menurutnya, kebijakan subsidi BBM merupakan kebijakan yang kurang tepat, bahkan tidak adil. ”Jika setiap liter minyak adalah hak setiap orang Indonesia, mengapa hanya dinikmati oleh pemilik kendaraan bermotor saja? Apa yang kita butuhkan adalah subsidi infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan,” ungkap dosen Jurusan Teknik Perkapalan ITS tersebut.
Namun, pada kenyataannya, setiap hari terdapat 1200 motor dan seratus mobil baru di Surabaya dan sekitarnya. Sehingga, Daniel menganggap bahwa pemberian subsidi BBM dapat menyebabkan gaya hidup yang boros energi dan tidak sehat. Jika harga BBM naik sesuai harga pasar tanpa subsidi, maka akan memberikan peluang agar energi terbarukan lebih dilirik dan mulai digunakan. Hal ini lah yang menurut Daniel seharusnya menjadi fokus penting pembaharuan energi demi kemajuan Indonesia.
Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu, Ugan Gandar, dalam kesempatan diskusi terbuka tersebut banyak menyinggung perihal kedaulatan Migas Indonesia. Dengan antusias, Ugan mengajak mahasiswa yang hadir untuk turut menggelar aksi. ”Nasionalisasi harga mati, kedaulatan energi harus kita rebut. Mahasiswa harus sudah memahami mengenai hal-hal ini. Berikan resolusi pemikiran-pemikiran strategis kalian tentang negeri ini dan sampaikan kepada Presiden!” pungkasnya bersemangat. (imb/fin)

Berita Terkait