Dibalik kecantikan bunga Edelweiss tersimpan filosofi tersendiri. Bunga yang identik dengan rasa kasih antar satu sama lain ini ternyata mempunyai mitos sebagai lambang cinta yang abadi. Hal itulah yang membuat Yangzha merasa tertarik untuk memiliki bunga tersebut.
Kendati seperti itu, Yangzha merasa untuk memiliki cinta yang abadi pun butuh sebuah perjuangan untuk mendapatkannya seperti filosofi bunga Edelweiss. Setelah mendapatkannya pun butuh perjuangan untuk membawanya pulang. ”Mungkin itulah sebab bunga Edelweiss hanya tumbuh di puncak Gunung,” ujarnya.
Bagi Yangzha, melihat bunga Edelweiss pada kali pertama benar-benar membuatnya senang. Menurutnya, dibandingkan dengan bunga lainnya, bunga yang mempunyai nama latin Anaphalis Javanica ini jauh lebih menarik karena teksturnya yang berbentuk seperti brokoli.
Tak hanya itu, wanita berkacamata tersebut menganggap bentuk bunga Edelweiss seperti halnya bunga Babysbreath. Ia mengatakan bunga Babysbreath adalah bunga yang biasa dipakai pada upacara pernikahan. Ia pun mengira bentuknya yang hampir mirip benar-benar melambangkan cinta. ”Setelah bertemu bunga ini, aku harap kehidupan cintaku akan beruntung,” pungkasnya. (van/man)