Dua kesenian tradisional itu mereka tampilkan sebagai bentuk apresiasi terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia. Yulia Mukhamadiyazooa misalnya, peserta CommTECH 2014 asal Rusia tersebut mengaku senang mempelajari angklung. ”Ini pertama kalinya saya belajar alat musik Indonesia, sangat menarik dan menyenangkan,” kata Yulia.
Yulia berlatih memainkan alat musik itu selama empat hari. Tidak ada kesulitan berarti baginya. Pada dasarnya, angklung memang hanya mempunyai satu nada di setiap alat. Hal itu pun membuat Yulia merasakan bermain angklung sangat sederhana dan mudah. ”Alat musik angklung adalah instrumen musik yang indah dan sederhana,” ujar wanita rambut pendek tersebut.
Senada dengan Yulia, Ooi Soon Li mengungkapkan bahwa belajar Tari Saman sangat menarik. Menurutnya, tarian tersebut mengajarkan kekompakan dan ketepatan mengikuti tempo yang cepat. Termasuk pembelajar cepat, ia pun dapat menghafal gerakan Tari Saman hanya dalam tiga hari. ”Tarinya sangat mudah dihafal hanya perlu ketepatan dalam gerakannya saja,” tutur Soon.
Menurut Soon, tari tradisional satu ini tidak memerlukan instrumen yang memberatkan seperti gitar listrik atau lainnya. Soon pun nantinya berharap ia juga bisa mempelajari tari tradisional lainnya. (van/oly)
Kediri, ITS News — Startup StrokeGuard yang didirikan oleh mahasiswa Jurusan Inovasi Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan bangga dapat berpartisipasi dalam ekspedisi ilmiah internasional “OceanX –
Bangkalan, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya untuk mendorong pengembangan dan kemandirian ekonomi pondok pesantren.
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) menyelenggarakan pelatihan