ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
26 Agustus 2014, 12:08

Dari Sekadar Tugas Kuliah, Sampai Jadi Juara

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mereka adalah Atika Nur Kiptia, Sabrina Galih Pratiwi, Alfiyatul Mubarokah, dan Agnesya Balques. Mahasiswi Jurusan Manajemen Bisnis (MB) ITS ini mengikuti Roundtable Entrepreneur Educator (REE) yang digelar Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga bersama Prasetya Mulya Business School.

Alfiyatul Mubarokah mengatakan gelaran ini mengharuskan pesertanya mengunggah video bisnis yang sedang dilakoninya. Namun, ia menerangkan hal itu mirip dengan tugas akhir BCP II yang mengharuskan setiap kelompok tugas membuat video. ”Akhirnya kami memutuskan untuk ikut kompetisi tersebut,” tutur manajer promosi ini.

Mengaku sempat pesimis lantaran mendaftar di hari terakhir tidak serta merta membuat tim bisnis ini batal mengirimkan persyaratan kompetisi. ”Kami tidak ingin video kami hanya menjadi jawaban atas tugas mata kuliah BCP II saja, kami ingin melihat sejauh mana bisnis ini bisa bersaing,” ujar Alfi.

Rasa optimis pun tiba-tiba memuncak ketika tim Geist dinyatakan sebagai finalis empat besar. Selasa (24/6) menjadi hari penentuannya, mereka diharuskan mempresentasikan bisnis mereka. Dengan persiapan yang matang mulai dari latihan presentasi hingga asistensi ke dosen, akhirnya usaha mereka berbuahkan titel sebagai pemuncak kompetisi.

”Kami tidak menyangka sama sekali, karena melihat tim lain sudah menjalankan bisnis mereka selama bertahun-tahun dengan pencapaian omset yang tidak sedikit pula. Sedangkan kami masih sangat baru,” tutur Agnesya Balques, manajer keuangan.

Ide Bisnis

Dari segi pemilihan nama, Atika Nur Kiptia bertutur bahwa kata Geist berasal dari Bahasa Jerman yang bermakna semangat. ”Kami menginginkan setiap orang yang memakai produk kami selalu semangat dalam menjalani hari-harinya,” ujar mahasiswi yang menjadi manajer umum ini.

Dengan tagline Truly Beauty, gadis kelahiran Pasuruan 19 tahun silam tersebut memaparkan tagline tersebut mencerminkan setiap orang yang memakai produk Geist ini terlihat anggun dan feminim.

Lebih lanjut, ia mengatakan bisnis ini berawal kala ia dan rekan setimnya melihat peluang tren fashion yang saat ini semakin berkembang. Dengan berkembangnya fashion muslimah, mereka menilai bahwa rok bisa dijadikan peluang bisnis yang potensial. ”Kami juga memperhatikan bahwa rok lebih menyehatkan dibanding celana, karena bentuknya yang tidak menekan perut dan kaki sehingga mendapat lebih banyak oksigen,” papar Atika.

Mengaku memiliki keunggulan produk yang fashionable, customable, dan menawarkan berbagai varian, Geist termasuk produk yang memiliki harga terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. Pihaknya pun mengaku memproduksi beragam jenis rok seperti rok syar’i, rok lebar, dan rok motif ikat.

Tak ayal, tim bisnis ini pun sudah sangat percaya diri untuk tampil di berbagai bazaar. ”Bazaar event yang telah kami ikuti diantaranya adalah Hijabers di Surabaya Town Square, ITS Expo 2014, Akreditasi MB ITS, dan bazar saat REE berlangsung,” jelas Sabrina Galih Pratiwi, manajer produksi.

Meski demikian, tim ini tidak lepas dari harapan untuk memiliki bisnis yang lebih sukses. ”Kami berharap ke depannya Geist memiliki reseller dan outlet sendiri, karena produk-produk kami selama ini dititipkan ke butik orang lain,” tutupnya. (imb/man)

Berita Terkait