Kegiatan yang merupakan salah-satu jenjang kaderisasi yang harus dilewati oleh orang yang mau menjadi petinggi di JMMI ini dilakasanakan selama empat hari. Selama itu, para peserta yang ikut dididik dengan atmosfer pesantren. "Kegiatan ini sebenarnya merupakan program dari Departemen Kaderisasi JMMI," tutur Mohammad Nur, ketua pelaksana.

Acara ini, lanjutnya, bertujuan untuk menjadikan para peserta yang ikut bisa berkontribusi lebih bagi lembaga dakwah di jurusannya. "Mudah-mudahan setelah pelatihan ini rekan-rekan bisa menjadi orang yang bermanfaat di tempat mereka mencari ilmu," tuturnya senang. Muqim ini pun lebih mengutamakan mahasiswa muslim angkatan 2013.

"Hampir semua Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) di ITS kami undang untuk mengikuti muqim ini," tutur pria yang aktif diberbagai organisasi ini. Namun, liburan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tidak semua LDJ mengirimkan perwakilan. Adapun para peserta yang ikut berjumlah 62 orang, peserta putra sebanyak 35 orang sedangkan peserta putri terdiri dari 27 orang.

Menurut pria berdarah Madura ini, Muqim tahun ini agak sedikit berbeda dengan acara serupa yang dihelat tahun lalu. Pasalnya, tahun lalu acara tersebut dilaksanakan saat perkuliahan sedang berlangsung. "Tahun ini sengaja kami lakukan pas liburan, agar tidak bentrok dengan agenda yang dilakukan oleh teman-teman ormawa (Organisasi Mahasiswa, red) di ITS," ujarnya ramah.

Ada salah satu sub acara yang cukup berkesan bagi para peserta yang ikut. Selain bisa ikut nyantri bareng dengan santri di Ma’had, peserta diikutkan dalam sebuah outbound. Outbound-nya pun cukup menantang adrenalin peserta. Semisal, mereka harus rela berjalan mendaki jalanan yang cukup landau ditengah terik matahari. "Sengaja hal itu dilakukan agar para kader JMMI tidak meremehkan fisik mereka. Karena saya rasa didalam tubuh yang kuat itu terdapat jiwa yang kuat," tegas nur kepada ITS Online. (hil/fin)