Tsamtis merupakan kependekan dari Tempat Sampah Praktis. Seperti namanya, kepraktisan merupakan hal yang diusung keempat mahasiswa tersebut. Hal itu tak lepas dari ukuran Tsamtis yang adjustable, atau bisa diubah sesuai dengan kebutuhan penggunanya. "Desain Tsamtis juga memiliki laci di bagian bawahnya untuk menyimpan kantong plastik untuk tempat sampah agar bagian dalamnya tetap bersih," ungkap Farah selaku ketua tim Tsamtis ini.
Diakuinya, ide menciptakan tempat sampah yang adjustable ini ternyata muncul dari kehidupan mereka di jurusan Desain Produk Industri (Despro). Despro sendiri sering menggelar berbagai acara sehingga banyak sampah yang berserakan seusai acara. Melihat hal itu, Farah dan timnya pun akhirnya menggagas ide tempat sampah yang ukurannya bisa diperbesar maupun diperkecil sesuai kebutuhan.
Farah menjelaskan ukuran tempat sampah yang bisa diubah-ubah mampu memenuhi kebutuhan berbagai pihak. Contohnya saja untuk tingkat rumah tangga yang membutuhkan tempat sampah kecil, Tsamtis tinggal diturunkan sehingga ukurannya menjadi kecil. Sedangkan untuk tempat sampah di tempat umum yang membutuhkan lebih banyak ruang, Tsamtis bisa dinaikkan hingga ukuran maksimalnya. Menurutnya, produk ini cocok untuk masyarakat di daerah urban yang membutuhkan kepraktisan.
Layaknya tempat sampah pada umumnya, Tsamtis juga menggunakan resin dan fiberglass sebagai bahan dasarnya. Untuk awal pengerjaan, Farah dan temannya mengaku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat prototype atau cetakan untuk resin dan fiberglass. Namun setelah cetakan selesai, Tsamtis bisa diproduksi lebih banyak dalam waktu yang singkat.
Kepraktisan produk tersebut kini telah dilirik oleh beberapa konsumen. Contohnya saja salah satu SMA di Jember yang memborong 24 buah produk Tsamtis. Untuk satu buah Tsamtis, Farah mematok harga Rp 500 ribu. Untuk pemasaran sendiri, Farah menggunakan cara langsung maupun online di media sosial.
Farah mengaku mereka tidak akan berhenti hingga di PIMNAS. Mereka ingin mengembangkan bisnis yang mereka rintis dan terus menginovasi desain Tsamtis agar lebih praktis lagi. "Nantinya, kami juga berharap bisa mengembangkan desain Tsamtis agar bisa membedakan sampah organik dan non organik, namun tidak meninggalkan ciri utamanya yaitu praktis," pungkasnya. (gol/ady)