Kendati sebagian personil adalah pekerja dan mahasiswa, tidak menyurutkan kecintaan mereka pada musik Jazz. Bagi mereka, musik adalah segalanya. Sekat profesi pun tidak menjadi penghalang mereka untuk tampil memukau dihadapan penonton.

M Syaifuddin Ashori, salah satu personil Fuja Community mengemukakan alasan mengenai musik Jazz. Pria yang sempat mencoba aliran musik pop dan Rock ini mencoba musik Jazz lantaran musik jazz enak didengar. ”Sebelumnya jika saya suka sesuatu maka saya menjalaninya dengan tekun,” ungkap pria yang berprofesi sebagai karyawan tersebut.

Senada dengan Syaif, Rizka Nindyarani. Vokalis Fuja Community ini mengaku musik Jazz mempunyai ketertarikan sendiri pada bagian vokal. Menurut Nindy, lagu-lagu Jazz yang bernuansa bebas mengajarkan ia untuk lebih banyak berimprovisasi vokal.  ”Kendalanya terletak di beberapa nada yang kadang butuh improvisasi yang lumayan,” ujar mahasiswi asal Universitas Brawijaya tersebut.

Lain halnya dengan Rizka Adelia, satu-satunya personil saxophone yang masih duduk di bangku SMA ini mengungkapkan alasan ia menggeluti musik Jazz. Usut punya usut, dorongan kedua orang tuanya yang juga menyukai musik Jazz menjadi alasan pribadi Rizka. Ia pun telah menekuni musik Jazz mulai dari kelas delapan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Alat musik saxophone yang terkenal sebagai ikon musik Jazz dipilihnya lantaran alat musik tersebut sangat minim dimainkan terlebih oleh wanita. Kendala pun ia temui dalam belajar memainkan saxophone. Salah satunya, pengaturan nafas dalam meniup alat musik yang mempunyai nada alto dan tenor tersebut.

Pun demikian, hal itu bisa ia atasi sendiri dengan cara berimprovisasi di atas panggung. Menurut Adel, Jasspeakable adalah salah satu acara yang membuat pemain musik Jazz baik pemula maupun lanjut bisa saling bertukar pengetahuan. ”Acara ini seharusnya banyak karena seru dan muda banget,” pungkas Adel.(van)