Drama kaos kaki yang mereka tampilkan, bercerita tentang ikan Suro yang sedang sakit gigi. Dalam mimpinya, Suro mengetahui cara untuk menghilangkan sakit giginya dengan cara memakan kura-kura. Akhirnya, Suro pun menipu kura-kura dan menculiknya, cerita pun dilanjutkan dengan teman kura-kura yang berusaha menyelamatkannya dari Suro
Kesumaning Dyah Larasati, ketua tim PKM ini mengaku lewat cerita drama kaos kaki itu, mereka berusaha mengingatkan anak-anak tentang bahaya penjualan manusia, khususnya kasus penculikan anak-anak yang sering terjadi. "Nilai yang kami sampaikan adalah jangan mudah percaya pada orang," ujar mahasiswi yang akrab disapa Laras ini.
Laras mengungkapkan SockAbaya merupakan kelanjutan dari PKMM J-Track yang sudah mereka rintis sejak tahun lalu. PKMM J-Track membuat komunitas konselor yang berkompeten dalam mensosialisasikan bahaya trafficking pada berbagai elemen masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Laras dengan teman-temannya pun berusaha melatih komunitas ini dengan buku panduan sosialisasi trafficking yang mereka buat.
Setelah komunitas J-Track terbentuk, maka tahun ini anggota komunitas mereka pun mulai keluar untuk mensosialisasikan bahaya trafficking kepada masyarakat. "Untuk sekarang, sasaran sosialisasi kami merupakan anak-anak, yaitu anak panti asuhan maupun anak jalanan," ujar Laras. Hal ini tak lepas dari minimnya sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya trafficking, padahal kasus trafficking sudah merajalela di Indonesia.
Dengan drama kaos kaki ini, sosialisasi lebih mudah dipahami oleh anak panti asuhan yang rata-rata masih berusia dini. Meski begitu, Laras mengaku anak-anak lebih tertarik dengan kebersamaan yang terjalin lewat acara ini daripada sosialisinya sendiri. "Meski begitu, alhamdulillah setelah ditanyai mereka juga paham tentang isi cerita dan nilai yang coba kami sampaikan di dalamnya," ujar mahasiswi angkatan 2011 ini.
Bahrul Junaedi, kepala cabang panti asuhan di Surabaya mengungkapkan kegiatan ini sangat bermanfaat. Apalagi sosialisasi tentang trafficking masih jarang ditemukan di masyarakat. "Kalau bisa kegiatan ini terus berlanjut, agar semua orang sadar akan bahaya perdagangan manusia," ungkapnya. (gol/ady)