Mengingat pentingnya materi ini, maka kuliah tamu ini menjadi mata kuliah berkredit. Maksudnya, kuliah tamu selama satu minggu ini dihitung sebagai jam kuliah. Bahkan, tes yang akan dilaksanakan hari Jumat (20/6) juga akan dimasukkan ke dalam penilaian.
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof Dr R Y Perry Burhan MSc mengungkapkan kuliah tamu ini memang rutin diselenggarakan tiap tahun bersama pihak Total. ”Kuliah berkredit ini menjadi penting sebagai pelengkap teori,” jelasnya.
Selain melibatkan mahasiswa Jurusan Kimia, kuliah berkredit ini pun mengundang Jurusan Geofisika serta Jurusan Kimia dari Universitas Airlangga (UA) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Jurusan Geofisika turut berpartisipasi karena mengkaji bidang pertambangan pula. ”Namun hanya Jurusan Kimia saja yang memasukkan kuliah tamu ini ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS),” tutur Perry.
Sementara itu, dua pembicara pada kuliah tamu tersebut adalah Jean-Claude Lacharpagne dan Danniel Dessort. Keduanya merupakan perwakilan dari Total Professor Association, lembaga dibawah perusahaan Total yang bertugas memberikan pengetahuan tentang pertambangan minyak dan gas di berbagai negara, termasuk juga Indonesia.
Dalam kuliah tersebut, Danniel Dessort mengungkapkan mineral dan geokimia organik adalah salah satu dari berbagai cara yang digunakan untuk mendeteksi minyak dan pelabelan minyak. Tak hanya itu, materi geokimia organik sangat berguna dalam industri tambang minyak dan gas. "Selain bisa mendeteksi lokasi minyak, pengetahuan tentang kimia organik bisa mendeteksi pelaku pencemaran minyak di laut lepas," ungkapnya. (gol/ady)