Dr Ing Ir Bambang Soemardiono, Koordinator Pelaksana SBMPTN Panlok 50 menjelaskan terdapat 126 peti yang tiap petinya berisi 400 naskah soal. Untuk peserta Saintek terdapat 19 ribu naskah soal, Soshum 18 ribu, dan soal campuran sebanyak 7 ribu. ”Jumlah peti bergantung pada jumlah orang yang mendaftar SBMPTN,” ujar dosen Jurusan Arsitektur ini.
Untuk menjaga keamanan, naskah soal sengaja diangkut dengan mobil box yang memiliki standar tertentu. Naskah pun turut dimasukkan dalam peti-peti yang dilapisi pelat tipis. ”Hal itu dilakukan agar tidak ada oknum yang berbuat curang,” terang Bambang.
Sesampainya di Gedung Robotika ITS, naskah pun diambil dari peti dan dibuka segelnya untuk dimasukkan kedalam gudang penyimpanan yang tertutup rapat. Pembina Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITS ini mengatakan bahwa keamanan tersebut dilakukan untuk menunjukkan citra ujian SBMPTN yang jujur dan bersih.
Tak sembarangan, panitia SBMPTN 2014 ini merupakan dosen yang telah memiliki pengalaman yang cukup banyak untuk menjaga kerahasiaan naskah. Bambang menerangkan bahwa panitia pun telah saling mengenal sehingga tahu orang yang keluar masuk ruangan. ”Bahkan untuk menjaga kevalidan naskah soal, para panitia SBMPTN ini rela tidur di robotika,” imbuh Bambang.
Menurutnya, ITS telah menjadi tuan rumah atau sekretariat dalam penempatan naskah ujian SBMPTN 2013 hingga 2015. Pasalnya, tiap perguruan tinggi pun agar digilir setiap tiga tahun sekali. ”Panlok 50 sendiri terdiri dari beberapa civitas akademika yakni UA, ITS, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surabaya, dan Universitas Trunojoyo Madura,” pungkasnya. (ila/sha)