ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
25 Mei 2014, 14:05

Gentlepreneur, Ajak Peserta Jadi Pengusaha Berkelas.

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Gentlepreneur sejatinya adalah sebuah seminar kewirausahaan yang dikemas untuk mengedukasi peserta bagaimana menjadi pengusaha yang berkelas. Mulai dari cara berpakaian hingga etika. Dalam seminar tersebut, hadir pula Nuniek Silalahi, pakar etika dan etiket tersebut mengungkapkan beberapa keahlian berkomunikasi.

Salah satunya yaitu tata cara bertelepon. Menurut Nuniek, dalam etika menelepon seseorang harus diawali dengan salam dan menggunakan bahasa yang sopan. Penelepon pun harus segera mengenalkan dirinya terlebih dahulu. ”Mengenalkan diri terlebih dahulu menandakan kita yang membutuhkan orang yang ditelpon,” ujarnya.

Setelah tata cara bertelepon, tata cara makan atau table manner pun turut dijelaskan olehnya. Nuniek menjelaskan mempelajari cara makan budaya luar berfungsi untuk mengurangi culture shock yang terjadi. Menurutnya, makan menggunakan tangan bisa jadi lebih sehat dan higienis dibandingkan sendok atau garpu. ”Kalau tangan kan kita tahu kotor atau tidak, lah kalau sendok bekas ketiak orang kan kita tidak tahu,” candanya.

Lanjutnya, membuka pintu pun juga bisa menjadi keahlian berkomunikasi yang baik. Ia pun turut bercerita mengenai pengalamannya mengenai pemuda bertato di luar negeri. ”Diluar negeri sana, walaupun orangnya tato-an, mereka membukakan pintu dan mendahulukan wanita,” jelas mentor cak ning tersebut.

Sedangkan dari segi kewirausahaan, ia mengungkapkan kunci berwirausaha dimulai dari mindset. Mindset  tersebut harus berpikir bisa dan bisa, menang dan menang, serta untung dan manfaat.  Pasalnya, pikiran yang baik dan sehat akan mendatangkan kebaikan pula. ”Itulah mengapa zaman Soekarno dulu lagu melankolis tidak boleh diputar, karena lagu tersebut melemahkan pikiran,” ungkap Nuniek.

Sementara itu, Hanif Wegig salah satu peserta menjelaskan seminar tersebut sangat dibutuhkan oleh mahasiswa ITS.  Hal tersebut dikarenakan banyak mahasiswa ITS belum terlalu memperhatikan penampilan luar atau dresscode yang mereka pakai. ”Seminar seperti ini dibutuhkan karena terkait dengan cara pandang orang pertama kali,” ujarnya. (van/sha)

Berita Terkait