Salah satu pembicara, Abudullah Azwar Anas MSi, Bupati Kabupaten Banyuwangi, mengungkapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di daerahnya naik dari 1,3 trilun menjadi 2 triliun. Meski begitu, menurut pria yang akrab disapa Anas ini jumlah tersebut belum cukup untuk menutupi biaya pembangunan daerah.
Karena itu, lanjutnya, pemerintah daerah harus jelih mengatur manajemen agar pembangunan daerah dengan APBD yang terbatas ini dapat teratasi. "Caranya adalah dengan melakukan inovasi secara mandiri, agar dana APBD bisa tetap hemat," ungkap alumnus Harvard Keneddy School of Goverment ini.
Cara yang dapat dilakukan diantaranya dengan menjalin kerjasama dengan pihak swasta dalam membangun infrastruktur. Dalam seminarnya, Anas mengungkapkan dahulu akses jalan ke Kawah Ijen cenderung sulit dilalui sehingga dibutuhkan perbaikan infrastruktur jalan. Namun, ia mengatakan dibutuhkan dana yang sangat besar bahkan dana APBD yang tersedia tidak mampu menutupi pembiayaan tersebut.
Maka dari itu, ia menjelaskan akhirnya pemerintah bersama pihak swasta melakukan gotong royong untuk bisa memperbaiki infrastruktur jalan. "Saat ini ada satu budaya gotong-royong yang masih tetap kuat, hal itu ialah kegiatan gotong-royong membangun jalan," ungkapnya.
Pun demikian, pemerintah juga seharusnya tak lupa memperhatikan potensi pariwisata di tiap kabupaten. Berbeda dengan daerah pariwisata lain yang menyediakan tempat hiburan malam bagi turis luar negeri, Anas lebih memilih untuk menjaga keaslian budaya di Banyuwangi. Hal itu muncul setelah mengamati perbandingan jumlah wisatawan di Indonesia dan Malaysia.
Ia pun mencotohkan di Indonesia, yang telah menyediakan berbagai macam hiburan khas barat seperti diskotik hanya mampu menarik wisatawan sebesar 8 juta orang per tahun. Sedangkan Langkawi, daerah wisata pantai Malaysia yang masih dengan ketat memegang aturan Islamnya mampu menarik wisatawan hingga 12 juta orang setiap tahunnya. Oleh karena dari itu, Anas menyimpulkan bahwa yang diinginkan turis adalah keaslian alam dan budaya di daerah wisata. "Di Barat sudah banyak diskotik, ngapain kita disini menyediakan hal yang sama?," ungkapnya.
Pria yang meraih penghargaan sebagai bupati terbaik se-Indonesia ini juga mengungkapkan setiap daerah memiliki ciri dan potensi yang berbeda–beda. "Masing–masing pemimpi harus membangun daerahnya berdasarkan potensi yang dimiliki, tidak mungkin menyamakannya dengan daerah lain," ungkapnya. Maka dari itu, Setiap kepala daerah harus melihat potensi yang dimiliki daerahnya masing-masing dan memanfaatkanya semaksimal mungkin.
Masa Depan Indonesia Cerah
Lebih lanjut, Pakar Ekonomi Nasional, Faisal Basri SE MA, yang juga didapuk menjadi pembicara kedua NES menyataan bahwa masa depan Indonesia akan cerah. Hal itu diungkapkannya lantaran saat ini pemimpin daerah sedang giat berlomba-omba untuk memperbaiki keadaan daerahnya.
Dalam paparannya, Basri memberi tanggapan postitif akan materi yang dibawakan Anas tentang peningkatan potensi sumber daya lokal Banyuwangi seperti sumberdaya alam dan manusia hingga transportasi.
Menurut Basri, langkah Anas yang fokus pada potensi daerah sudah benar. Hal itu dikarenakan pembangunan yang berskala kecil di daerah dapat lebih cepat mendorong perkembangan ekonomi daripada pembangunan yang berasal dari pusat. "Kita bisa saja punya presiden yang bagus, namun nanti serangan daratnya juga luar biasa," celetuk Guru Besar Universitas Indonesia ini.
Serangan darat yang diungkapkan Basri ialah kenakalan pejabat birokrasi di bawah pemerintah pusat yang mengakibatkan keterhambatan pembangunan. Maka dari itu, sebaiknya pemimpin daerah lebih fokus mengadakan inovasi secara mandiri daripada menunggu arahan dari pemerintah pusat.
Menurut Basri, kini banyak bermunculan pemimpin daerah seperti Anas yang menciptakan gebrakan di daerahnya. Hal itu adalah pertanda yang baik bagi kemajuan ekonomi Indonesia. "Inovasi dan ide baru harus terus dikembangkan secara mandiri oleh pemerintah daerah," pungkasnya. (gol/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung