Ahmad Haritsah, ketua acara menjelaskan acara ini dibagi dalam dua kegiatan. Pertama adalah kegiatan uji emisi untuk kendaraan roda empat yang kebetulan lewat di depan gedung tersebut. Sedangkan kegiatan lainnya yakni berupa kampanye mengelilingi komplek balai pemuda Taman Hapsari Surabaya dengan membawa pesan-pesan yang dituliskan di kertas ukuran A2.
"Orasinya berisi tentang ajakan untuk menjaga bumi dari pemanasan global, pembangunan yang tidak terkontrol, dan pentingnya menjaga kebersihan air. Kami mencoba mengilustrasikannya dalam poster-poster yang kami bawa," jelas mahasiswa yang akrab disapa Ares ini.
Dikatakan Ares, dalam proses uji emisi, beberapa kendaraan yang melewati lokasi pengujian bisa langsung masuk dan diuji kandungan gas buangnya. Sesi pengetesannya sendiri dibagi ia jelaskan terbagi ke dalam dua jalur, yakni jalur kanan dan kiri. "Masing-masing jalur ditujukan untuk mobil bermesin diesel dan bensin," lanjut Ares.
Dalam pelaksanaannya, petugas dan beberapa panitia langsung mencatat dan memasukkan alat seperti selang di knalpot mobil tersebut. Tak lama kemudian, pengemudi kendaraan diarahkan untuk menginjak pedal gas hingga putaran mesin berada di angka 3500 rpm. "Dengan kondisi AC mati, alat kotak yang masing-masing bernama multigas analizer dan smoke tester itu langsung bisa mencatat kandungan asap kendaraan mobil," tutur Ares.
Lebih jauh, mahasiswa angkatan 2011 ini juga menambahkan tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk bisa menyadarkan warga kota Surabaya akan pentingnya menjaga keadaan bumi. Yakni dengan turut mengurangi kadar gas karbon dioksida dan menyediakan taman di lahan rumahnya agar terwujud kota Surabaya yang sehat dan bersih. "Maka dari itu kalau yang sudah uji coba dan lulus, akan kami berikan stiker dan tanaman untuk ditanam di rumahnya," lanjut Ares. Sedangkan untuk yang belum lulus ujicoba, panitia dan petugas lantas memberikan peringatan untuk segera melakukan servis mengenai keadaan mesinnya tersebut.
Lebih lanjut, acara yang bekerjasama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya ini turut didukung oleh Astra World. Service Head Astra World Surabaya, Heri Suryo mengatakan mobil berbahan bakar bensin yang diproduksi sejak tahun 2007 ke bawah minimal wajib memiliki kandungan gas karbon monoksida sebesar 4,5 persen. Sedangkan untuk mobil yang diproduksi pada tahun 2007 ke atas tidak boleh memiliki kandungan gas karbon monoksida lebih dari 2,5 persen. "Beda kalau untuk mobil diesel, pengukuran opacity di smoke tester tidak boleh lebih dari 70 ppm," jelasnya sambil menunjuk mobil yang biasa mengeluarkan asap hitam tersebut.
Di akhir, ia pun menambahkan mobil berbahan bakar bensin yang dinyatakan belum lulus uji emisi gas karbon monoksida bisa langsung mengecek kondisi busi, sensor bahan bakar dan pengukur tekanan emisi pada mesin mobil tersebut. "Mungkin ada jelaga karbon yang terlalu banyak, sehingga akan berdampak pada tenaga yang tidak efisien dan beremisi boros," pungkas Heri. (akh/man)
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh