Bermodal rasa ingin tahu yang besar membuat Hilman bisa terbang ke Thailand, negara yang ia kunjungi melalui kegiatan bertajuk Asean Youth Friendship Network (AYFN). Kegiatan yang berlangsung selama enam hari sejak Rabu (12/2) memberikan kenangan tersendiri baginya.
Ia mengatakan AYFN pada awalnya merupakan kegiatan yang diprakarsai oleh mahasiswa yang berasal dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Keberadaannya pun sebenarnya untuk mewadahi minat para mahasiswa yang ingin belajar mengenai kebudayaan yang ada di Asia Tenggara. Menurutnya, kegiatan ini sendiri sudah berlangsung sebanyak tujuh kali hingga sekarang.
"Awalnya saya hanya sekedar mendaftar, itupun tanpa persiapan yang matang," ujar pria asal Surabaya itu. Dirinya mengaku merasa kesulitan membuat proposal meskipun menjadi salah satu syarat yang diharuskan bagi seluruh peserta.”Saya sempat bolak-balik membetulkan beberapa kalimat di proposal yang saya buat,” tambahnya.
Setelah diumumkan, ia pun terkejut mengetahui dirinya lolos mengikuti Inter Cultural Learning and Friendship Program dari AYFN. Yakni Sebuah program yang didalamnya memiliki edisi khusus untuk memasak. "Edisi di program sekarang memang tentang memasak khususnya mengenai masakan yang ada di Thailand," tuturnya. Ia menjelaskan bahwa meskipun bertemakan memasak, para peserta tetap dikenalkan dengan kebudayaan yang ada di Negeri Gajah Putih tersebut.
Lebih lanjut, Hilman bercerita bila sebenarnya dalam kondisi sakit saat ia mengetahui dirinya lolos mengikuti program tersebut. "Ingin jingkrak-jingkrak mas tapi lagi sakit," tuturnya sembari tertawa. Teman-teman yang tau pun sempat kaget kala pria berkacamata ini bisa lolos seleksi. Bahkan ada teman temannya yang sempat bingung karena tidak mengerti kapan Hilman melakukan seleksi untuk mengikuti acara tersebut.
Melancong Di Negeri Orang
Selama enam hari di Thailand, Hilman melakukan berbagai kunjungan ke tempat-tempat terkenal seperti Wat Arun, Wat Apo dan lain-lain. Bahkan, ia pun sempat belajar bahasa Thailand selama mbolang di sana. Ia menuturkan hampir semua kegiatan yang ia lakukan bersifat outdoor, termasuk kegiatan memasak sehingga membuatnya tidak merasa bosan.
Selain itu, ada beberapa kegiatan yang memberikan kesan tersendiri baginya. Yakni mengenai budaya demo yang dilakukan masyarakat di sana. "Di Thailand demo itu merupakan budaya lho," paparnya. Tapi dirinya sempat menyayangkan dengan kegiatan demo yang selama ini beredar di media massa. Hilman menuturkan bahwa kegiatan demo yang dilakukan di negeri itu sebenarnya aman.
Setelah mengikuti kegiatan ini dirinya mempunyai harapan agar teman-teman yang ada di ITS bisa mengikuti kegiatan seperti ini. Karena dari kegiatan seperti ini akan mampu memberikan pengalaman tersendiri yang mungkin saja bisa memberikan manfaat kedepannya. Ia pun menambahkan jangan takut soal biaya, "Untuk masalah yang satu ini biasanya menjadi alasan kita untuk tidak terbang ke luar negeri," tambahnya. Dirinya meyakini kalau seseorang itu ada keinginan pasti akan ada jalan keluarnya, termasuk keinginan untuk keluar negeri sendiri. (hil/man)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi