SIDI adalah program pengembangan pembangunan berkelanjutan dari pulau-pulau kecil di Indonesia. Secara sederhana, program yang dimulai sejak tahun 2012 ini dilakukan melalui riset dan pemberdayaan masyarakat. Setelah Pulau Poteran, kini ITS mulai menangani pulau Maratua, pulau terluar Indonesia yang berada di sekitar Laut Sulawesi.
Prof Darminto MSc menjelaskan bahwa keterlibatan ITS dalam SIDI ini adalah sebagai bentuk komitmen ITS untuk memberikan solusi terhadap masyarakat. "Indonesia mempunyai banyak pulau yang belum dikembangkan padahal mempunyai potensi yang besar," ungkap Wakil Rektor IV ITS ini.
Bahkan, keindahan alam yang dimiliki Pulau Maratua ternyata memiliki daya tarik tersendiri. Sebuah kajian menyebutkan pulau tersebut akan dikembangkan sebagai tempat wisata nantinya. “Sehingga bisa mempermudah aksesibilitas ke beberapa lokasi seperti Raja Ampat dan Pulau Komodo,†jelasnya.
Darminto berharap program pengembangan ini bisa mengandeng kampus lain, terutama yang berada di kawasan Kalimantan Timur seperti Universitas Mulawarman dan Universitas Borneo. "Kalau ITS hanya punya bidang teknik dan sains. Ada baiknnya jika melibatkan perguruan tinggi lain yang mempunyai bidang ilmu ekonomi, sosial dan hukum," tambahnya.
Dalam workshop ini, Sutopo Purwono Fitri PhD, salah satu tim SIDI Pulau Maratua menunjukkan dukungannya terhadap pernyataan Darminto. Ia menegaskan, pembangunan Pulau Maratua sudah tidak dapat ditunda lagi. Sebab, Pulau Maratua merupakan satu dari 92 pulau terluar di Indonesia yang tidak hanya strategis tetapi juga mempunyai potensi alam yang besar.
Lebih lanjut, pihaknya pun mengaku untuk mempercepat pengembangan Pulau Maratua, tim SIDI ITS telah membuat draf KPS antara ITS dengan 10 dinas di Kabupaten Berau. Diantaranya Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Pendidikan, Nabucco Resot, dan PT Maratya Paradise. Selain itu, ia menjelaskan setiap dinas nantinya memiliki poin kerja sama yang berbeda, tergantung bidang kerja sama masing-masing. "Dengan KPS ini harapannya setiap dinas bisa mempunyai arahan kerja yang komprehensif dan jelas," jelas Sutopo.
Tak hanya KPS, tim SIDI juga menyusun pokja yang berupa rancangan kegiatan pengembangan untuk setiap dinas. Hal ini bertujuan agar setiap dinas lebih mudah dalam menindaklanjuti program pembangunan di Pulau Maratua. "Pokja ini diinisiasi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Berau, Sutopo Kasim," tambah dosen jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS ini.
Menanggapi hal tersebut, para perwakilan dinas yang hadir turut memberikan pendapat. "Pengembangan Pulau Maratua sebagai tempat wisata tentu sangat kompleks sehingga perlu ada outline mengenai tata ruang dan pemanfaatan lahan. Sebab, sebagian besar tanah di Maratua sudah dibeli oleh investor," ujar Apri D P, perwakilan Dinas Perumahan dan Tata Ruang, Kabupaten Berau.
Sementara itu, Yusnadi dari Nabucco Resort mengusulkan agar terdapat penyusunan Analisa Dampak Lingkungan (Amdal) kawasan. Sebab, jika Amdal disusun per investor akan memakan banyak waktu.
Tak lupa, Kasubid Penanggulangan dan Pencemaran Sumber Daya Pesisir dan Laut KKP, Andi Rusandi, juga menyatakan dukungannya terhadap program ini. Dalam hal ini, KKP terlibat guna mengawal pelaksanaan MoU pengembangan Pulau Maratua. "Pengembangan pulau-pulau terluar ini sebenarnya program besar dari 17 kementerian dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak," terangnya. (pus/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung