Aksi ini dilakukan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Satu Kosong ITS. Hal ini merupakan sebuah langkah simpatik mereka terhadap para sarjana Indonesia yang kerap kali lupa akan kemakmuran negerinya. "Sarjana di Indonesia banyak, namun keberadaannya perlu dipertanyakan," jelas M Imam Rahmat, tim redaksi LPM Satu Kosong.
Aksi ini memang spesial dilakukan saat wisuda yang digelar selama dua hari sejak Sabtu (15/3). Tak hanya memasang spanduk, mereka juga membagikan selebaran buletin supermasi kepada wisudawan dan juga beberapa mahasiswa ITS yang turut memeriahkan wisuda. Di dalam buletin tersebut terdapat banyak sekali hal yang harus direnungi serta dijawab oleh wisudawan.
Populasi mahasiswa yang mencapai 7.2 persen dari total penduduk Indonesia nyatanya masih menggunakan uang rakyat untuk menunjang perkuliahan. Tercatat, sekitar 12 triliun rupiah anggaran keringat rakyat telah dialokasikan untuk pendidikan di perguruan tinggi. Nilai sebesar itu seharusnya dapat membawa kemanfaatan yang jauh lebih besar dalam hal mengangkat perekonomian masyarakat.
Mahasiswa tentunya memiliki tanggung jawab sosial yang mesti dibayarkan untuk mengganti uang rakyat yang telah dipakai untuk menunjang perkuliahan. Dengan diberikan karunia intelektual yang lebih, sudah seharusnya para sarjana ini dapat membuat inovasi-inovasi atupun proyek besar yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun dikatakan Imam, hingga saat ini masih banyak sarjana-sarjana Indonesia yang justru hanya mementingkan dirinya sendiri. Bukan mengabdi untuk memajukan bangsanya. "Jika mahasiswa sadar bahwa dirinya berasal dari rahim rakyat, maka mereka juga harus kembali pada rakyat," ungkapnya.
Sementara itu, M Nizar Aditya, salah satu wisudawan ke-109 ini turut memberikan tanggapannya. Menurutnya, setelah lulus nanti, mahasiswa harus turut membantu membangun bangsa Indonesia. "Dari sekarang kita harus sudah ada pandangan, jika lulus kita mau kemana," terang wisudawan Jurusan Teknik Fisika ITS ini.
Dikatakan Nizar, hal yang dilakukan oleh LPM Satu kosong ini merupakan sebuah langkah yang bagus untuk menyadarkan para wisudawan lainnya. Menurutnya, hal ini mampu memecut semangat para wisudawan. "Kita lahir di negara ini, jadi kita harus bisa berguna bagi masyarakat sekitar," tutupnya. (guh/sha)