Seminar yang digelar di gedung SCC lantai 3 ini mengundang sejumlah narasumber berpengalaman di bidang bursa kerja internasional. Diantaranya yakni Drs Is Nugroho, Drs Thobias Djadji MHRM serta Theresa Siahaan SE.
Dalam seminarnya, Drs Is Nugroho menyatakan bahwa pintar saja tidak cukup untuk menjadi seorang tenaga kerja berstandar internasional. Mereka juga dintuntut untuk mampu mengaplikasikan teori yang dipelajari selama di universitas. Selain itu, pria yang akrab disapa Is ini juga menyebutkan enam karakter yang harus dimiliki seorang tenaga kerja berstandar internasional. Mereka adalah altruistik, tanggung jawab, teoritis, berkomitmen, bergaya intelektual dan yang paling utama merupakan etika.
Menurut wakil presiden Kangean Energi Indonesia LTD ini, etika berada dalam urutan teratas karena hal itu merupakan modal yang tidak bisa diambil oleh orang lain. Etika yang dimaksud merupakan kejujuran, kemampuan untuk menyimpan rahasia dan menghargai orang lain. Tak kalah penting, Is juga menambahkan kemampuan berbahasa Inggris merupakan modal wajib yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja berstandar internasional.
Hal senada juga diungkapkan oleh Drs Thobias Djaji MHRM, Direktur PT Tri Link Indonesia. Pria yang akrab disapa Thobias ini menekankan pentingnya kemampuan berhasa asing bagi tenaga kerja yang ingin bertaraf internasional. Berdasarkan pengalamannya saat bekerja dan mewawancarai fresh graduated di salah satu perusahaan multinasional asal Prancis, kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara baik merupakan salah satu penilaian terbesar. Menurut pemilik PT Trilink Indonesia ini, standar TOEFL 477 tidak berlaku bagi standar internasional. "Kalau mau berangkat ke global market, TOEFL anda minimal sudah 550," ungkap Thobias.
Maka dari itu, Thobias mengungkapkan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) diatas 3 hanyalah tiket masuk ke tes interview. Ujian yang sebenarnya adalah pada kemampuan anda pada saat interview. Hal itu dikarenakan saat interview, kepribadian, keingintahuan, kedinamisan, soft skill dan kemampuan dalam berkomunikasi (bernegosiasi, mempengaruhi red) akan dinilai. "Saat itu digali apakah anda punya potensi untuk belajar dan dilatih sesuai dengan kebutuhan perusahaan," jelas Thobias.(gol/sha)