Finalis yang masuk babak grand final berjumlah 10 siswa. Lima dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan lima dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Tes praktikum untuk peserta SMP dipusatkan di Laboratorium Botani, sedangkan tingkat SMA di Laboratorium Zoologi. ”Di sini kami benar-benar menguji kemampuan siswa menjadi saintis,” ujar Siti Luthfiyah, ketua panitia Biological Opus Fair (BOF) VII.
Pada tes praktium, ditentukan sejumlah spot pada setiap laboratorium. Masing-masing terdapat soal praktikum, lengkap dengan peralatan dan bahannya. Peserta kemudian mengerjakan soal dengan batasan waktu tertentu, diawasi oleh juri di masing-masing spot. Selesai mengerjakan, peserta diminta untuk berpindah tempat secara bergilir sesuai urutannya. ”Jadi kami membuat sistem rolling,” jelas Nivi.
Materi yang dikompetisikan tidak jauh dari tes teori yang sebelumnya dilalui peserta. Diantaranya, materi bakteri, populasi, uji asam amino dan protein, uji aktivitas buka-tutup stomata, embriologi, sistem rangka, fotosintesis, dan ekofisiologi tumbuhan. ”Yang paling dianggap sulit oleh peserta adalah populasi, karena banyak membutuhkan perhitungan” ucapnya.
Berbeda dengan penyisihan dan semifinal, Nivi mengaku, di babak terakhir ini peserta benar-benar diuji kemampuannya dalam memecahkan permasalahan di bidang biologi. ”Di sini lah peserta benar-benar diuji kemampuannya, karena setiap langkah yang mereka lakukan akan dinilai,” pungkasnya. (mis/ald)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,