Acara tahunan yang diadakan oleh salah satu unit kegiatan mahasiswa dari National University of Singapore itu mengundang perguruan tinggi yang ada di kawasan Asia Tenggara. Ada sekitar 58 orang yang ikut berpartisipasi dalam ajang tersebut.
"Saya sempat kaget, pas tahu kalau yang dikirim dari Indonesia ada 23 orang," tutur Rendy sumringah. Ia pun merasa sangat termotivasi setelah mengetahui ada banyak mahasiswa Indonesia yang berpartisipasi dalam acara ini. ITS sendiri mengirimkan empat orang dalam acara yang berlangsung selama lima hari itu.
Mahasiswa kelahiran Pasuruan ini sempat menceritakan pengalamannya kala ia berada di Singapore. Ia menuturkan bahwa di acara tersebut para pesertan diajak untuk fokus pada masalah pengembangan bisnis baru, yang mana bisnis baru tersebut dikelola oleh mereka yang masih muda.
Sempat ada simulasi yang membuat seolah-olah para peserta acara ini harus mempresentasikan bisnis yang mereka punya kehadapan para investor. Di acara tersebut para peserta harus menceritakan dan bahkan meyakinkan para investor yang ada. ”Dari simulasi ini saya mendapat beberapa masukkan agar bisnis kita bisa menarik perhatian para investor,” ujarnya.
Pada simulasi ini dirinya bergabung bersama rekan-rekan dari negara lain. Sebelum melakukan simulasi, para peserta pun diajak berkeliling ke tempat-tempat bisnis yang masih berkembang. Bisnisnya pun rata-rata dimiliki oleh para pemuda dari negeri tersebut. Dari kunjungan itulah Rendy pun mendapatkan ide untuk menciptakan bisnis yang bergerak di bidang peminjaman buku. Dalam bisnis ini ia bersama timnya menciptakan peminjaman yang dikemas secara online. Buku berupa novel, text book, dan lain-lain yang berhubungan dengan buku bacaan.
"Sebenarnya saya memiliki ide lain selain peminjaman buku," ungkapnya menambahkan. Idenya sendiri terinspirasi gara-gara dirinya mencari kerupuk, salah satu makanan kesukaannya. "Di sana saya susah banget nyari kerupuk," tambahnya tertawa. Dari ide tersebut dirinya berencana membuat sebuah bisnis yang berhubungan dengan pencarian makanan melalui internet, namun sayang ide tersebut sudah ada yang punya.
Dengan bisnis peminjaman buku itu dirinya harus rela finish menjadi juara ketiga. Tapi ia tetap senang, dengan mengikuti kegiatan ini Rendy bisa menambah teman dari negara yang ada di Asia Tenggara. Dari kegiatan ini pun dirinya berkeyakinan bahwa rekan-rekan di ITS bisa menjadi seorang entrepreneur handal. ”Mahasiswa dan alumni ITS pasti bisa menjadi seorang entrepreneur, cuma mungkin yang perlu diatasi adalah rasa percaya diri yang kurang,” tuturnya.
Rendy mewanti-wanti agar tidak malu apabila ingin membangun sebuah bisnis. ”Poin penting bagi pebisnis itu jangan malu untuk menawarkan karya kita,” tambahnya memberi saran. Ia pun menambahkan masih banyak potensi bisnis yang belum digali oleh orang-orang Indonesia. Apalagi bisnis yang berhubungan dalam masalah Informasi dan Teknologi (IT). ”Dalam hal penjualan lewat IT, saya rasa Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara Singapura,” tuturnya.
Dari kegiatan ini pula dirinya mempunyai harapan agar teman-teman di ITS bisa mengikuti langkahnya merambah dunia bisnis. "Sudah sering lah kita mendengar ITS juara di masalah keteknologian dan lain-lain, tapi untuk entrepreneur saya rasa masih kurang," tambahnya.(hil/izz)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,