ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
08 Februari 2014, 13:02

Semnas X Teknik Sipil, Kupas Tuntas Konektivitas

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Endah Wahyuni ST MSc PhD, ketua panitia, menjelaskan bahwa konektivitas pulau-pulau di Indonesia telah dimulai sejak dua dekade lalu. Awal mula ini ditandai dengan dibangunnya Jembatan Barelang di Kepulauan Batam. Kemudian, semangat pembangunan konektivitas pulau-pulau tersebut semakin menguat dengan adanya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan oleh pemerintah.

Dalam MP3EI disebutkan bahwa dengan berdirinya jembatan-jembatan antar pulau, akan memudahkan hubungan antara pulau. Terutama pulau-pulau besar seperti Jawa dan Sumatra yang dihubungkan oleh Jembatan Selat Sunda (JSS). 
Ir Iwan Zarkasi M Eng Sc, salah satu pemateri menjelaskan bahwa sebanyak 2,6 persen jembatan di Indonesia merupakan jembatan khusus dengan konstruksi jembatan rangka, pelengkung beton, kabel cancang (cable stayed), dan gantung (suspension). Jembatan khusus sendiri, lanjutnya, merupakan jembatan yang memiliki bentang panjang minimal 100 meter serta memiliki strategi maupun derajat kerumitan yang tinggi. Contohnya Jembatan Suramadu dan Jembatan Barelang di Batam.
Pasca pembangunan, monitoring terhadap jembatan juga diperlukan guna mengontrol jembatan supaya tidak roboh. Pengontrolan bisa dilakukan menggunakan Structural Health Monitoring System (SHMS). ”Dengan SHMS, diharapkan dapat menjamin keamanan struktur jembatan," ujar alumni Teknik Sipil ITB tersebut. Pasalnya, SHMS memiliki beberapa komponen monitoring, diantaranya Sistem Sensor, Akuisisi Data dan Sistem Transmisi, Processing Data dan Sistem Kontrol, serta Sistem Evaluasi.

SHMS sangat diperlukan guna mengidentifikasikan penyebab kondisi struktur yang tidak layak. Sebab, banyak kecelakaan yang terjadi akibat struktur bangunan jembatan yang tidak kokoh. Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Dr Ir Hidayat Soegiharjo MM pun menambahkan bahwa saat ini Indonesia telah membentuk komite keamanan jembatan. Sehingga, seluruh tahapan pembangunan dan hasil pembangunan jembatan bentang panjang bisa dijamin keamananannya.

Tidak hanya mengupas tentang konektivitas, seminar ini juga menjadi wadah penyampaian penelitian dari mahasiswa maupun dari instansi atau perusahaan melalui paper yang akan dipresentasikan usai seminar. "Seminar ini untuk menunjang kelulusan para mahasiswa. Dengan syarat mereka harus publikasi ke seminar-seminar atas paper mereka, inilah kesempatan mereka," ujar Endah. (oti/fin)

Berita Terkait