ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
08 Februari 2014, 06:02

Mentor ITS, Harus Siap Jadi Panutan Mahasiswa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

GLM yang berlangsung di Ruang Sidang Jurusan D3 Teknik Mesin tersebut mengundang Drs Mohammad Saifullah M Fil I, dosen mata kuliah Agama Islam ITS. Dosen yang akrab disapa Saiful tersebut mengajak para mentor untuk memperbaiki karakter, meniru akhlak Rasulullah dan siap menjadi teladan bagi adik kelasnya. ”Seharusnya kita berkiblat pada Muhammad SAW sebagai suri teladan, dan menerapkannya pada kehidupan kita. Sanggupkah kira-kira?,” tanyanya energik.

Tak hanya itu, Saiful pun berpesan kepada mentor untuk tidak menjadikan mentoring hanya untuk mengisi waktu luang saja. Menurutnya, niat yang baik perlu ditata sedari awal sebelum terjun membantu mandampingi mahasiswa baru. ”Jangan jadikan diri kalian ibarat membuat mie rebus, jangan asal jadi. Bangun lah kekuatan niat atau komitmen,” tegas Saiful.

Menurutnya, mentor harus memilki empat karakter seperti yang dimilki Nabi Muhammad, yaitu shidiq (jujur), amanah, tabligh (menyampaikan) dan fathanah (cerdas). Empat karakter ini juga berturut-turut disebutnya sebagai olah hati, raga, rasa dan pikir. Selain itu, dosen asal Sidoarjo ini juga memilki tips menjadi orang baik versi dirinya. ”Ada tiga kunci menjadi orang baik, yaitu knowing the good, loving the good dan action the good,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Hendro Waluyo, Direktur BPM JMMI turut mengajak para mentor untuk memanfaatkan kesempatan mentoring dengan sebaik-baiknya. Menurut Hendro, tidak semua kampus di Indonesia, khususnya Surabaya melegalkan mentoring seperti di kampus perjuangan ini. ”Kita ambil contoh Ubaya, mentoring di sana dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi,” terangnya.

Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ini berharap, mentoring bisa memberikan sumbangan yang sangat besar untuk ITS serta dapat membantu menyelesaikan permasalahan mahasiswa baru. ”Banyak mahasiswa baru yang tidak seberuntung kita, banyak dari mereka yang belum bisa membaca Al-Quran,” ucapnya.

Selain itu, Hendro juga berpesan kepada mentor untuk memosisikan mentor sebagai kakak pendamping bagi mahasiswa baru, bukan menggurui. Sehingga selalu tercipta kebersamaan. ”Posisikan kalian sebagai kakak, teman curhat bagi adik-adik kalian, bukan sebagai guru,” tutupnya sembari tersenyum. (mis/sha)

Berita Terkait