ILTC adalah lomba adu kecepatan dan ketangkasan robot dalam melewati rute berupa garis-garis. Setiap robot harus beradu cepat demi mencatatkan waktu terbaik tiap putarannya. Untuk tahun ini sendiri, kompetisi dibagi menjadi dua kategori lomba, yaitu robot analog dan robot mikro.
Robot analog merupakan perlombaan robot dengan menggunakan sistem sensor terprogram yang mampu membaca garis-garis. Robot tersebut harus mampu melewati sirkuit berupa garis dengan rute yang panjang dan bisa dibilang sangat sulit. Hal ini lantaran bentuk tikungan yang runcing seringkali membuat robot salah membaca arah.
Dalam hal ini, mereka harus beradu kecepatan dan mencatatkan waktu sebaik-baiknya. "Tim dengan waktu tercepat akan lolos ke babak selanjutnya," jelas Muhammad Salman Alfarisi, penanggung jawab.
Dikatakannya, dari 123 tim yang berpartisipasi sejak awal akan diambil 32 tim dengan catatan waktu terbaik menuju babak semi final. Nantinya, setiap tim yang terdiri dari dua orang ini akan bersaing untuk memperebutkan delapan tiket ke babak final. Di babak final, mereka akan terus beradu untuk membuktikan siapa yang paling baik.
Lain halnya dengan robot mikro. Kategori ini jauh lebih sulit jika dibanding dengan robot analog. Tak hanya beradu kecepatan, robot mikro juga beradu ketangkasan. Sebelum melewati rute yang disediakan, robot tersebut harus mengambil bola dan memasukkannya ke dalam wadah. "Minimal dia harus bisa memasukkan dua bola, baru bisa beradu di lintasan," terang Salman. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pada jenis robot ini akan digunakan remote control untuk menjalankannya.
Di kategori ini, jumlah peserta mencapai 26 tim. Di mana setiap tim terdiri dari tiga orang. Dari 26 tim, diambil 16 tim dengan catatan waktu terbaik untuk melaju ke babak selanjutnya. Seleksi waktu terbaik terus dilakukan hingga ditemukan siapa yang layak menjadi jawara.
Dikatakan Salman, di tahun ini ILTC memiliki lintasan yang panjang dan juga cukup menantang. "Untuk lintasan kita ambil dari tiga sirkuit balap yang ada di Asia Tenggara. Karena tema EPW kali ini adalah untuk menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) tahun 2015," jelasnya. Tiga sirkuit itu antara lain sirkui Sentul (Indonesia), Sepang (Malaysia), dan Marina Bay (Singapura).
Ia pun berharap agar kompetisi ini bisa meningkatkan pengetahuan pelajar SMA akan pentingnya teknologi. "Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, generasi muda harus bisa mengimbanginya. Salah satunya dengan membuat robot seperti saat ini," tutup mahasiswa angkatan 2012 ini. (guh/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung