Acara yang digelar dua hari sejak Kamis (6/1) ini merupakan acara yang rutin diadakan IO tiap semester. Tujuannya, memberikan informasi sekaligus motivasi untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Pada pelaksanaan hari kedua ini, salah satu pembicara, Amalia Rasyida ST MSc membagi pengalamannya memperoleh beasiswa studi di Taiwan.
Dosen di Jurusan Teknik Material Metalurgi ini mendapatkan beasiswa penuh untuk gelar masternya di National Taiwan University Of Science and Technology (NTUST). Menurutnya, mendapatkan beasiswa di luar negeri tidaklah susah. Di Taiwan sendiri, tak sedikit mahasiswa ITS yang menimba ilmu di NTUST maupun National Taiwan University (NTU) dengan memperoleh beasiswa.
Amalia mengatakan, untuk mendapatkan beasiswa tidak harus cumlaude atau memiliki prestasi yang banyak. "Mahasiswa hanya harus update informasi mengenai beasiswa dan berusaha mendapatkan rekomendasi dari profesor di universitas tujuan," ujar Amalia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Faisal Maulana, mahasiswa Jurusan Teknik Fisika yang menjalankan tujuh bulan program Pertukaran Pelajar Antar Negara (PPAN) ke Kanada. Sejak menjadi mahasiswa baru, Faisal sudah bercita-cita untuk mendapat beasiswa ke luar negeri. Berbagai jenis beasiswa pun dicoba. Bahkan untuk program PPAN sendiri, Faisal harus rela ditolak empat kali dalam 4 tahun hingga akhirnya lolos pada tahun 2012
Saya dapat beasiswa ke Kanada bukan karena saya pintar atau berprestasi, saya berhasil karena saya tidak berehenti mencoba," ungkapnya. Selama di Kanada, Faisal mendapatkan banyak pengalaman yang berharga. Salah satunya belajar untuk menghargai keberagaman. Pasalnya, berbagai ras dan agama hidup berdampingan dengan baik di Kanada.
Meski begitu, bukan berarti hidup di luar negeri tidak memiliki kendala. Seperti yang dialami Fathia Mahmuda selama satu semester belajar di Chulalangkorn University, Thailand. Mahasiswi Jurusan Teknik Industri ini sempat kesusahan saat mengikuti salah satu mata kuliah di Thailand yang ternyata sangat berbeda dengan fokus Jurusan Teknik Industri. Mesk begitu, gadis yang akrab disapa Fath ini mengaku bangga telah berhasil menyelesaikan mata kuliah itu.
Menariknya, ketiga pembicara ini sepakat mereka lebih mencintai Indonesia semenjak belajar di luar negeri. Mereka mengungkapkan, upacara kenegaraan atau hari perayaan Indonesia di luar negeri terasa jauh lebih mengharukan ketimbang saat mereka di Indonesia. Bahkan Faisal mengaku sempat menangis pada Hari Sumpah Pemuda di Kanada. "Padahal saya tidak pernah menangis saat melaksanakan upacara apapun di Indonesia," ungkap Faisal. (gol/ald)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung