Sidang terbuka promosi doktor kala itu dipimpin oleh Prof Dr Ing Ir I Made Londen B M Eng, Selasa (4/2). Suasana tegang selama presentasi seketika lenyap hilang digantikan hela nafas lega dan riuh tepuk tangan oleh seluruh peserta ketika Made menyampaikan hasil penilaian penguji. Eka dinyatakan lulus dengan mendapat predikat sangat memuaskan. Tidak hanya itu, Eka telah lulus dengan mengantongi Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mendekati sempurna, yaitu 3,98.
Dalam disertasinya, Eka mencoba mengabungkan dua temuan sebelumnya yang terbukti dapat meningkatkan kinerja kolektor surya pada alat pemanas udara. Penemuan pertama adalah kolektor surya dengan plat penyerapan V-corrugated sebagai pengganti plat datar. Sedangkan penemuan keduanya yakni kolektor surya dengan penambahan obstacle alias penghalang dalam aliran udara pada kolektor saluran plat datar.
Menurutnya, sampai detik ini belum ada sebuah penelitian yang mencoba menggabungkan keduanya. ” Sehingga saya melihat terdapat peluang yang besar untuk meningkatkan efisiensi koleketor surya ketika mengabungkan keduanya,” Jelas Eka. Tujuan penggabungannya adalah untuk mengetahui adanya dampak penambahan penghalang terhadap kinerja kolektor surya pemanas udara dengan menggunakan plat penyerap jenis V-corrugated. Alhasil, dengan kombinasi tersebut, Eka mampu meningkatkan efisiensi kolektor surya hingga mencapai 85 persen.
Usut punya usut, topik yang diambil oleh ibu tiga anak ini berasal dari rasa prihatinnya terhadap kondisi petani Indonesia. Pasalnya, para petani harus selalu menjemur hasil panennya di bawah terik matahari dengan memakan lahan yang luas. ”Itu kalau ada matahari, bagaimana kalau musim penghujan? Pasti dibutuhkan waktu yang lebih lama,” tandas Eka.
Mencoba mengatasi hal itu, Eka berharap bahwa suatu saat ia mampu menciptakan suatu alat pengering padi yang lebih efisien dengan mengadopsi disertasinya. Namun, ia mengaku bahwa masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut lantaran penelitiannya masih dilakukan di dalam sebuah ruangan dengan merekayasa kondisi lingkungan pada obyek peneliti. ”Beda dengan kondisi dilapangan. Sehingga dibutuhkan penelitian lebih yang dilakukan di luar ruangan yang kondisinya tidak bisa kita rekayasa,” tutur Eka.(ao/fin)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan