Kerjasama ini dilatar belakangi oleh terbatasnya sumber daya manusia di Balitbang ESDM sementara tuntutan untuk pengembangan energi Indonesia semakin besar. Karena itulah Balitbang mengadakan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk ITS.
Menurut F.X. Sutijastoto MA selaku ketua Balitbang ESDM, kerjasama ini sebenarnya merupakan upaya untuk mensinergikan pengembangan energi Indonesia. "Balitbang mempunyai dana dan fasilitas, sedangkan ITS punya sumber daya manusia yang mumpuni," Ujar Sutijastoto.
Kerjasama yang ditawarkan oleh ESDM meliputi penelitian dan pengembangan, pertukaran peneliti serta pendidikan atau Training Kemajuan Teknologi. Untuk topik penelitian sendiri meliputi bidang kelautan, sistem teknologi atau pembakaran, mesin, ketenagalistrikan dan konservasi energi.
Sujiastoto mengungkapkan ITS memiliki potensi yang besar dalam berbagai bidang, terutama di bidang kemaritiman. Apalagi sekarang banyak negara seperti Jepang dan Korea yang mulai mengembangkan pembangunan berbasis kelautan. Maka dari itu MESDM merasa perlu untuk mengembangkan potensi kemaritiman ITS lebih jauh.
Prof. Dr. Darminto, Wakil Rektor IV ITS mengungkapkan kerjasama ini akan memberikan keuntungan yang besar kepada ITS. Hal itu karena Balitbang mempunyai fasilitas riset yang lebih matang dan dana penelitian yang lebih besar. Akibatnya, Riset yang akan dilakukan ITS akan lebih terimplementasi. “Kerjasama ini juga dapat sangat menguntungkan penelitian mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir (TA) atau desertasi,†ungkap Darminto.
Rencananya, Memorandum of Understanding (MoU) yang sekarang disusun akan ditandatangani pada bulan Februari mendatang. Selain itu, akan diadakan kuliah umum Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) dan Peluncuran Peta Energi Laut Indonesia sebagai bentuk lain dari kerjasama antara ITS dan MESDM.
Dengan diadakannya kerjasama ini, pihak Balitbang ESDM berharap agar pengembangan energi indonesa bisa berkembang lebih cepat. "Selama ini pemanfaatan potensi energi di Indonesia masih dikuasai oleh pihak asing, kini saatnya Indonesia untuk mengembangkan sendiri potensinya," pungkas Sujiastoto. (gol)