Sandhi Ading Wasana, staf Kementerian Sosial Masyarakat (Sosmas) BEM ITS menjelaskan bahwa salah satu tujuan SCS yaitu untuk memperkuat link dengan jurusan serta fakultas lain. Selain itu, SCS juga dilakukan untuk mengolaborasikan keahlian masing-masing jurusan dengan warna yang berbeda. ”Saling mengisi kekurangan. Bisa jadi kampung A hanya dibina tentang teknologinya saja, tanpa dibina tentang edukasinya,” ujar Sandhi saat ditemui di tengah acara.

Materi pada SCS sendiri meliputi Community Development (CD), Pengumpulan dan Pemeriksaan Data, serta Teknik Komunikasi. Ketiga hal tersebut dibutuhkan ketika terjun ke lokasi kampung binaan. CD digunakan untuk memberi ruang gerak yang setara kepada masyarakat sehingga seluruh masyarakat berpartisipasi penuh dalam membangun kampungnya sendiri.

Sedangkan Pengumpulan dan Pemeriksaan Data dibutuhkan untuk menginput data dalam mendalami masalah-masalah yang timbul di daerah kampung binaan tersebut. Dengan begitu, dapat ditentukan  bentuk tindakan yang akan diambil untuk menanganinya.

”Kebanyak mahasiswa ITS memiliki komunikasi yang buruk dengan warga masyarakat di kampung binaan mereka,” ujar Sandhi. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan materi Teknik Komunikasi karena berkomunikasi dengan warga kampung jauh berbeda dengan mengobrol dengan sesama mahasiswa.

Tidak hanya mendapatkan materi, peserta pun diajak untuk melakukan simulasi. Sandhi menjelaskan bahwa dari seluruh peserta akan dibagi menjadi tujuh kelompok dan mendapat satu kampung binaan. Masing-masing kelompok sendiri terdiri dari 10 anggota yang berasal dari berbagai himpunan fakultas dan jurusan yang berbeda.

”Mereka akan diberikan satu masalah yang harus mereka tangani dalam kampung binaan ini,” ujar Sandhi. Setelah siap, setiap kelompok akan terjun langsung ke lokasi kampung binaan masing-masing kelompok untuk menyelesaikan masalah tersebut. (oti/sha)