ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
17 Januari 2014, 21:01

Turbin Angin Juarai Produk Unggulan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Keempat kategori tersebut terdiri dari Rancang Bangun, Produk Unggulan, Aplikasi Perangkat Lunak, dan Aplikasi Perangkat Lunak. Tim Produk Unggulan yang diketuai oleh Adi Prasetiawan, bersama dua rekannya Wahyu Wicaksono dan Ardiansyah. Mereka berhasil mendapatkan predikat pertama dalam kategori Produk Unggulan. ”Inilah kali pertama saya mengikuti kompetisi ini dan syukur alhamdulillah kami bisa meraih juara satu,” ujar pria yang akrab disapa Adi ini saat ditemui di Masjid Manarul Ilmi (MMI) ITS. 
Awalnya, Adi bersama kedua rekannya sempat tidak percaya dapat menjuarai kompetisi yang bertema Energi Terbarukan tersebut. Pasalnya, ketiga mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ini merasa bahwa karya dari perguruan tinggi lain lebih baik. ”Mungkin data-data yang kami suguhkan pada juri lebih lengkap dari pada yang diberikan universitas lain. Sehingga dapat mengalahkan Universitas Indonesia (UI) sebagai juara dua dan Universitas Dipenogoro yang menempati peringkat ketiga,” ungkapnya. 
Alat yang dibuat oleh ketiga mahasiswa tersebut pun tidak main-main. Alat yang dinamakan Wind Turbin Revolution mengadaptasi turbin angin yang dapat menghasilkan listrik. Uniknya, turbin  dengan tinggi dua meter dan lebar satu meter tersebut menggunakan arah vertikal. ”Tidak seperti turbin angin yang ada,umumnya turbin-turbin itu menggunakan arah horizontal. Turbin buatan kami justru menggunakan arah vertikal,” jelasnya. 
Adi menjelaskan turbin dengan arah vertikal tersebut dapat membuat angin yang diterima turbin pun bisa dari segala arah. Hal tersebut menyebabkan turbin tersebut lebih praktis jika digunakan. 
Selain itu turbin tersebut didesain seperti Deoxy Nucleotida Acid (DNA) manusia, sehingga tidak memerlukan benda mirip ekor ikan dibelakangnya seperti pada turbin horizontal. Sedangkan  prinsip pembuatan kincir turbin serupa dengan aerofoil pesawat dengan bahan resin dan serat fiber sebagai penggerak turbin. ”Kincir pada turbin ini kami buat sendiri,” terang Adi.
Meskipun telah mendapatkan juara satu, Adi beserta timnya pun masih merasa belum puas jika karya tersebut belum dapat terimplementasikan pada masyarakat luas. Di masa mendatang ia berharap, agar turbin tersebut dapat dipakai oleh semua masyarakat. ”Salah satu kekurangan yang ingin kami perbaiki diantaranya mengurangi ukuran yang ada dan juga kami ingin merapikan penampilan dari turbin ini,” tuturnya. 
Sempat Menargetkan Juara
Perjuangan untuk membuat alat tersebut pun tidak main-main. Persiapan yang dilakukan pun memakan waktu lima bulan hingga meninggalkan perkuliahan selama satu minggu. Ardian salah satu anggota tim menuturkan bahwa terdapat target untuk dapat meraih juara. ”Ya minimal kami dapat juara tiga,” ujar pria yang akrab disapa Ardi ini. 
Setelah mencapai tahap final di Jakarta, Ardi turut menceritakan pengalamannya saat berkompetisi dengan universitas lain. ”Disana itu kami harus bertarung dengan mahasiswa tingkat atas yang sudah melaksanakan Tugas Akhir (TA),” imbuh Ardi seraya tertawa. 
Untungnya, dengan alat dan data yang rinci membuat tim tersebut sedikit percaya diri dari sebelumnya sehingga dapat membawa pulang gelar juara. ”Semakin menambah semangat kami untuk terus berkarya dibidang energi terbarukan,” tutup mahasiswa angkatan 2011 ini. (hil/sha)

Berita Terkait