Dra Endang Widayati, salah seorang guru SMA Negeri 1 Sidoarjo mengaku bahwa kedatangan pihaknya ke ITS adalah untuk menanyakan informasi tambahan terkait proses penerimaan mahasiswa baru. ”Sekaligus memperkenalkan kepada siswa-siswi suasana kampus ITS itu seperti apa,” ujarnya.
Bekti Cahyo Hidayanto SSi Mkom, Ketua Pusat Informasi dan Komunikasi ITS menjelaskan bahwa penerimaan mahasiswa baru tahun ini dibagi menjadi tiga jalur. Masing-masing adalah Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan Program Kemitraan Mandiri (PKM).
Bekti menambahkan, jumlah mahasiswa yang diterima dari proses SNMPTN adalah 50 persen dari jumlah total penerimaan. Proses SNMPTN sendiri dilakukan dari seleksi nilai rapor. ”ITS hanya menerima pendaftar SNMPTN dari jurusan eksakta alias IPA, selain itu tidak bisa,” ujarnya.
Pada tahun ini, diperkiran 1696 mahasiswa baru akan diterima melalui proses SNMPTN. Bekti mengatakan, rangkaian SNMPTN dimulai dengan proses pengisian nilai rapor oleh pihak sekolah pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Pengisian nilai rapor telah dilaksankan sejak Senin (6/1) dan akan berakhir pada bulan Maret.
Setelah proses verifikasi nilai dari pihak Dikti selesai, siswa pendaftar SNMPTN diperkenankan untuk memilih dua PTN yang ia minati, dimana salah satunya harus berada di provinsi asalnya. Lebih khusus, pendaftar dapat memilih sebanyak tiga program studi. Jika pendaftar hanya memilih satu program studi, maka siswa tersebut bebas untuk memilih PTN tanpa batas provinsi.
Ditemui di tempat berbeda, Kepala Badan Akademik ITS, Dr Dra Ismaini Zain MSi mengatakan bahwa proses penerimaan tahun ini cukup berbeda dengan sebelumnya. Sebab, kepala sekolah tidak lagi ikut melakukan verifikasi pilihan program studi dan PTN anak didiknya. ”Siswa sendiri yang memilih PTN tujuannya, dia sendiri yang akan melakukan verifikasi, pihak sekolah hanya mengarahkan,” papar wanita berkacamata ini.
Pada kesempatan ini, Ismaini juga menjelaskan sejumlah hal teknis dalam proses seleksi SNMPTN. Salah satunya ia meluruskan anggapan kurang tepat terkait penilaian rapor. ”Anggapan bahwa nilai rapor harus naik dari semester satu hingga enam itu salah,” ujarnya. Ismaini mengungkapkan, nilai rapor boleh turun asal turunnya tidak begitu banyak, karena nilai yang fluktuatif itu lumrah.
Selain SNMPTN, ITS juga menerima mahasiswa baru dari SBMPTN sebesar 30 persen dari jumlah total penerimaan. SBMPTN merupakan seleksi tulis yang dilakukan serentak oleh calon mahasiswa baru dibawah naungan Dikti. Jalur ini membuka kesempatan bagi siswa program IPS untuk dapat mendaftarkan diri di beberapa jurusan di ITS seperti Perencanaan Wilayah Kota, Sistem Informasi, Desain Produk Industri, dan Manajemen Bisnis.
Selain itu, ITS juga memberi kesempatan lain untuk mendaftar melalui seleksi PKM. Pendaftar yang telah mengikuti SBMPTN sebelumnya, dapat menggunakan hasil tes tulisanya untuk mengikuti jalur seleksi ini. ITS menyediakan kuota 20 persen pada seleksi PKM. ”Biasanya tiap jurusan menuliskan berapa nilai SBMPTN minimal untuk dapat mengikuti proses seleksi ini,” tuturnya.
Terkait kunjunga siswa SMA ke ITS, Ismaini mengatakan bahwa kunjungan langsung merupakan langkah yang baik untuk dapat lebih mengenal ITS. ”Tidak hanya mengenal beberapa jurusan saja, dengan datang ke kampus mereka bisa mengenal lebih banyak jurusan lain,” ujarnya. (ila/ald)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung