Seiring meningkatnya industri maritim, Tekla tak ingin jalan di tempat. Bersamaan dengan ulang tahunnya yang ke-30, beberapa alumni diundang untuk mendiskusikan kurikulum terbaru. Tujuannya, agar kurikulum baru bisa lebih sesuai dengan perkembangan industri maritim terkini.
Rencana kurikulum baru ini dipaparkan oleh guru besar Fakultas Teknologi Kelautan Prof Widi Agoes Pratikto Ph D. Kurikulum yang dipakai dari dulu sampai saat ini dipakai masih tetap, yakni fokus pada teknik pantai dan teknik lepas pantai. Meskipun ada beberapa perubahan jumlah SKS dan mata kuliah yang dihapus.
Menanggapi rencana ini, para alumni tersebut mengungkapkan beberapa usulan. Mereka menilai, kurikulum baru yang masih dalam proses perencanaan ini harus sesuai dengan aspek prospek kerja para lulusan Tekla nantinya.
Usulan pertama dilontarkan oleh Sugianto, NDT Level 3, pemilik PT Tanla Tescor Welindo. Menurutnya, dalam perkuliahan teknik, mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa praktek langsung di laboratorium harus lebih banyak. "Ini sangat berguna nantinya bagi mereka ketika masuk di perusahaan konstruksi," ungkapnya.
Lebih dari itu, Sugianto juga menyatakan, mahasiswa Tekla juga perlu menguasai beberapa perangkat lunak yang berbasis pemrograman. "Di perusahaan kami, banyak pekerjaan teknis yang masih belum bisa dijangkau manusia sehingga pemrograman komputer kini menjadi sangat penting," ujar alumni angkatan 1985 ini.
Selain masalah konstruksi, usulan lain juga disampaikan oleh salah satu alumni yang kini berprofesi sebagai teknisi PT Total E & P, Siswo Prayitno. Baginya, mata kuliah mengenai proyek subsea seperti perpipaan dan produksi migas juga tidak kalah penting. "Kini mencari sumber minyak menjadi lebih sulit, tapi teknisi Indonesia yang menguasai masih sedikit," tambahnya.
Di akhir, Siswo juga sedikit menyinggung perkembangan pada pembangunan struktur bangunan laut Indonesia. Ia mengungkapkan, saat ini prospek proyek pembongkaran bangunan lepas pantai bisa lebih menguntungkan daripada pemasangannya.
"Bangunan lepas pantai yang sudah terlalu tua juga perlu dikelola, dan pengelolaan ini justru lebih mahal sehingga bagus untuk investasi," imbuhnya. Oleh karena itu, Siswo pun mengusulkan adanya mata kuliah khusus yang mempelajari pembongkaran dan pengelolaan sisa-sisa bangunan lepas pantai ini.
Menanggapi beberapa usulan tersebut, Widi, yang juga menjadi Ketua Kurikulum Tekla ITS, menyampikan, ia akan mulai mempertimbangkannya. Tak lupa ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para alumni Tekla yang masih mau ikut andil dalam pengembangan kurikulum baru. Widi berharap, nantinya diskusi ini mampu meningkatkan silaturahim seluruh keluarga besar Tekla ITS. (pus/nir)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung