ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
19 Desember 2013, 15:12

Tuah Videografi, Dari Malaysia Hingga Raja Ampat

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Cerita mahasiswa yang akrab dipanggil Awang ini bermula ketika ia bergabung dengan ITS TV, salah satu lembaga jurnalistik di bawah naungan ITS Media Center. Kala itu, ia bergabung dalam kondisi belum paham sama sekali mengenai videografi. ”Menurut saya, yang paling berperan besar dalam prestasi saya adalah ITS TV. Karena di sini saya belajar tentang ilmu editing video dengan fasilitas lengkap,” ujarnya.

Awang melanjutkan, setelah mengerti ilmu editing video, ia mulai berekspansi dan mengikuti berbagai macam perlombaan video. Mulai dari lomba video bertema edukasi, iklan layanan masyarakat hingga iklan sebuah produk komersil. ”Niat awalnya hanya untuk mengisi waktu luang dan mengembangkan keahlian saja,” tuturnya.

Lambat laun Awang mulai menikmati aktivitasnya mengikuti perlombaan. Bahkan, ketika tidak ada perlombaan video skala besar, kompetisi skala twitter ia ikuti. ”Saya pernah memperoleh hadiah mulai dari pulsa, uang tunai hingga jalan-jalan ke negeri,” jelas mahasiswa angkatan 2008 ini. Hingga saat ini, belasan kompetisi videografi sudah Awang ikuti. Dari seluruh kompetisi tersebut, tujuh di antaranya berhasil ia menangkan .

Tiga Kompetisi Paling Berkesan
Selama berkecimpung dalam dunia kompetisi videografi, ada tiga lomba yang paling berkesan bagi Awang. Pertama ialah lomba video 17 detik bisa ke luar negeri. Lomba tersebut menjadi berkesan karena proses pengerjaannya sangat singkat namun hadiahnya paling mewah.

Mahasiswa Jurusan Kimia ini mengaku, konsep videonya sendiri baru dipikirkan satu hari menjelang deadline pengumpulan. Kala itu, konsep yang ia ambil adalah memvisualisasikan seorang model yang sedang memperbaiki tatanan kerudungnya namun dengan gaya mengendarai mobil Formula 1. ”Cukup simpel dan nggak repot buatnya,” lanjutnya.   

Berkat video berdurasi 17 detik tersebut, Awang bisa melancong ke Malaysia selama lima hari. Di sana, ia berkesempatan untuk menonton langsung pertandingan balap mobil internasional Formula 1. Ia juga mendapat tiket konser band kelas dunia, Guns N’ Roses secara cuma-cuma.

Kompetisi berikutnya yang membuat Awang terkesan ialah lomba video iklan layanan masyarakat. Kompetisi tersebut dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatra Utara. Menjadi berkesan karena mahasiswa asal Surabaya tersebut keluar sebagai juara 1 nasional. Konsep video yang ia tawarkan adalah say good bye to paper. ”Ketika pemberian hadiah, saya diundang langsung untuk pergi ke Medan,” akunya.

Lomba terakhir yang membekas di hati Awang ialah kompetisi video dari biro iklan sebuah produk mobil. Awang menjelaskan, pengorbanan yang ia keluarkan untuk lomba ini merupakan yang paling besar dibandingkan dengan lomba-lomba yang lain. Ia harus terjun langsung ke jalan raya untuk memperoleh hasil video yang sempurna. Selain itu, ia juga harus mengesampingkan rasa malu untuk mengajak setiap pengendara mobil produk tertentu berfoto bersama.

Seluruh pengorbanan tersebut akhirnya berbuah manis. Awang keluar sebagai salah satu pemenang lomba dan memperoleh hadiah paket wisata ke Raja Ampat selama empat hari lima malam. Di sana, seluruh kebutuhannya dijamin tanpa mengeluarkan biaya satu rupiah pun. ”Full service dan gratis,” canda mahasiswa Jurusan Kimia ini.

Kini, Awang pun menargetkan untuk mengikuti lomba dengan skala yang lebih besar. Terutama, mengikuti perlombaan yang bisa mewujudkan impiannya untuk jalan-jalan ke berbagai negara. ”Gara-gara videografi, saya jadi suka travelling. Sehingga saya akan mengikuti kompetisi video lebih banyak,” jelasnya.

Tak Putus Asa dan Memanfaatkan Peluang
Tak semua kompetisi yang Awang ikuti selalu berakhir dengan kemenangan. Ia pernah mengalami fase yang akrab sekali dengan kegagalan. Namun, ia selalu bangkit dan tak pernah merasa putus asa. ”Yang penting kita selalu berusaha dan melakukan yang terbaik,” lanjutnya.

Ia menambahkan, ketika gagal memenangkan sebuah kontes, terkadang hal itu berasal dari kita sendiri. Misalnya, kita kurang memperhatikan aturan perlombaan. Meskipun sepele, hal tersebut sering menjadi jebakan sehingga karya kita kurang maksimal di mata juri. ”Karena saya pernah mengalami hal itu. Kejadian itu nyata,” ujar Awang.

Selain itu, untuk bisa mencapai titik seperti Awang saat ini, kunci utamanya ialah selalu memanfaatkan peluang. Bahkan, jika tidak ada peluang di depan mata, maka harus mencarinya dimanapun tempatnya. ”Sekarang semua serba teknologi, tidak ada salahnya kita manfaatkan dunia maya untuk mencari peluang berprestasi,” tuturnya.

Ia berpesan, agar seluruh mahasiswa ITS tidak takut menunjukkan bakatnya. Sebab, tidak ada yang tahu bahwa hal itu bisa mendatangkan prestasi. Khusus bagi yang berniat mencoba peruntungan di bidang kontes videografi, Awang menawarkan beberapa website yang biasa ia kunjungi. Di antaranya lomba-moe.com, lomba-apasaja.com dan kontes-ide.com. (ali/ran)

Berita Terkait