ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
18 Desember 2013, 14:12

Prabowo, Guru Besar dengan Nasionalisme Tinggi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pertama kali mengetahui bahwa alat pemindahan panas yang biasa digunakan di pembangkit listrik itu masih diimpor dari luar negeri, Prabowo segera memutuskan topik risetnya. Ia ingin bisa membuat komponen alat itu sehingga Indonesia tidak perlu mengimpor lagi.

Tidak sendirian, ia mengajak sepuluh mahasiswanya turut bergabung dalam risetnya. Setelah mendapatkan topik, dosen lulusan S2 dan S3 bidang Thermal
Engineering
Universitas Hiroshima, Jepang ini segera menawari mahasiswanya. "Yang saya cari bukan
mahasiswa yang pintar, tapi yang mau bekerja keras," ujarnya.

Hal itu sengaja ia lakukan lantaran ingin para mahasiswa juga bisa memiliki semangat nasionalisme yang sama seperti dirinya. Usut punya usut, semangat nasionalisme Prabowo terbentuk sejak ia menempuh pendidikan masternya di Jepang. Ia menyaksikan masyarakat Jepang yang sangat tinggi nasionalismenya, lalu membandingkannya dengan Indonesia.

Berbeda dengan Jepang, menurutnya, Indonesia cenderung konsumtif. Masyarakat Indonesia akan
lebih memilih barang impor yang lebih murah dibanding membuatnya sendiri. ”Padahal dengan membuat sendiri, bisa multifungsi, sekaligus mengurangi angka pengangguran di Indonesia,” jelasnya.

Riset tentang alat pemindahan panas ini ia lakukan secara berkelanjutan. Bahkan, risetnya memiliki target evaluasi setiap tahunnya dalam beberapa waktu tertentu. Jika terjadi kegagalan dalam prosesnya, ia menganggap bahwa semakin banyak kegagalan justru yang membuat risetnya berkembang. ”Padahal, awalnya penelitian ini hanya design kecil yang sudah
biasa dibuat di bengkel jurusan, namun sekarang kita bergerak untuk
skala besar,” terang dosen yang mengajar di ITS sejak tahun 1989 ini.

Keberhasilan pertama alat pemindahan panas ini
diuji di manufaktur PT. PAL Indonesia. Berawal dari kesuksesan itu, PT PAL Indonesia pun memesan lima buah alat pemindahan panas untuk diimplementasikan di perusahaannya. Tidak hanya itu, PT Barata Indonesia dan PT Boma Bisma Indra (BBI) juga turut memesan. Hingga saat ini, Prabowo sedang memproduksi alatnya untuk pembangkit listrik
PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB).

Prabowo berharap melalui risetnya, ITS bisa memiliki kontribusi untuk masyarakat Indonesia di bidang industri. Karena lebih baik berfokus pada Indonesia, menurutnya, publikasi internasional belum menjadi prioritas. ”Publikasi internasional pasti akan mengikuti langkah kita, biarlah orang luar negeri tahu dengan sendirinya ketika Indonesia bisa memproduksi banyak alat industri,” ujar pemilik motto berguna bagi semua orang ini menutup pembicaraan. (riz/fin)

Berita Terkait