ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
14 Desember 2013, 14:12

Himatekpal Ajak Mahasiswa Cinta Lingkungan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2009, telah dijelaskan bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Hal itu merupakan bagian dari hak asasi manusia. "Jika lingkungan itu baik, maka juga sangat berpengaruh pada orangnya," ujar Afif  Faiq Muhammad, salah satu pembicara.

Saat ini, sampah memang menjadi salah satu masalah yang masih sulit untuk diselesaikan. Banyak masyarakat yang masih membuang sampah di selokan dan akhirnya mengalir ke lautan. ”Dan ini tentunya juga akan merusak biota yang ada di laut," ujar mahasiswa perwakilan Kelompok Pecinta dan Pemerhati Lingkungan (KPPL) ITS tersebut.

Menurutnya, permasalahan ini mestinya harus segera diselesaikan. Antara sampah organik dan non organik mestinya harus dipisahkan. Bagi sampah organik memang bisa hancur, namun tidak untuk non organik. Sayangnya, justru sampah non organik berupa plastik dan kertas yang sering sekali dijumpai. "Sampah non organik perlu didaur ulang," tuturnya.

Cara lain adalah dengan mengurangi pemakaian botol-botol plastik. Contohnya, di ITS juga baru saja mengeluarkan kebijakan untuk memakai tumbler sebagai salah satu sarana pengurangan pemakaian botol mineral.

Imran Ibnu Fajri, Ketua Himatekpal mengatakan, pihaknya memang sengaja untuk menggelar diskusi dengan tema di luar dari keprofesian jurusan Teknik Perkapalan. Menurutnya, sebelum mahasiswa peduli kepada negara, mereka harus peduli dulu terhadap diri sendiri dan lingkungannya.

Dikatakan Fajri, ini merupakan langkah awal bagi Himatekpal untuk promosi dan sosialisasi kebersihan di lingkungan ITS. Untuk selanjutnya, pihaknya akan mengadakan beberapa kegiatan yang tentunya akan menunjang program tersebut. "Kita akan mengadakan orasi kebersihan jika dirasa jurusan ini masih belum bersih," terangnya.

Untuk langkah yang lebih luas, ia mempunyai gagasan akan mengajak beberapa himpunan lain untuk mengumpulkan sampah-sampah yang masih bisa dijual. Dengan demikian, mereka akan mampu menambah dananya. "Untung-untung bisa membantu mahasiswa yang kesulitan membayar SPP," tuturnya.

Mahasiswa Harus Hidup Sehat
Tak hanya KPPL, dalam diskusi tersebut juga turut hadir Galan Budi Prasetyo, Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Univeritas Airlangga (UA). Dalam materinya, ia lebih menyoroti gaya hidup mahasiswa yang dinilai masih kurang baik bagi kesehatan.

Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah makanan. Menurutnya, sebagian besar mahasiswa masih belum peduli akan kesehatannya. "Banyak diantara kita yang masih memakan makanan yang kurang dari empat sehat lima sempurna dan masih banyak yang mengonsumsi mie instan." ungkapnya.

Galan juga menyoroti makanan penyetan yang sering dikonsumsi mahasiswa. Ia mengatakan bahwa beberapa lauk dalam penyetan memang memiliki gizi yang baik, namun juga harus diperhatikan proses pembuatannya. Ia pun melarang peserta agar tidak mengonsumsi penyetan di atas jam delapan atau jam sembilan malam. Karena pada jam-jam itu, minyak yang digunakan sudah tidak baik lagi. "Lihat saja, minyaknya sudah hitam seperti itu," tuturnya.

Menurutnya, hal ini sangatlah berbahaya. Oleh karena itu, setiap orang harus waspada akan apa yang ingin ia makan. Jika tidak, dampak buruk yang dihasilkan akan sangat besar. "Kita bisa saja terserang liver, mag, diare, dan penyakit-penyakit bahaya lainnya," pungkasnya. (guh/izz)

Berita Terkait