ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
10 Desember 2013, 08:12

APTECS IV, Paduan Teknologi, Sains, dan Seni

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Koordinator Acara Aptecs IV, Febi Agung Pamuji mengatakan tujuan penyelenggaraan kegiatan ini tidak lain untuk mempresentasikan penelitian-penelitian yang dimiliki oleh seseorang. Tercatat, sebanyak 211 peserta pun mempresentasikan penelitiannya baik yang telah, sedang maupun akan dilakukan. "Sehingga bisa dijadikan ajang publikasi ilmiah mengenai subjek penelitian dan nantinya tidak akan terjadi lagi kasus pencurian ide penelitian," lanjutnya.

Lebih lanjut, Agung menyatakan para peserta umumnya terdiri atas akademisi baik dari kalangan dosen, ilmuwan, maupun mahasiswa jenjang S2 dan S3. Di situ, terlihat beberapa peserta yang berasal dari luar negeri seperti India dan Malaysia. "Bahkan, ada juga orang Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri merelakan waktunya mengikuti konferensi ini," tutur Pria berkulit sawo matang ini.

Selain itu, saat sesi presentasi peserta tiba pun para peserta secara bergiliran menyampaikan gagasannya dihadapan tim moderator dan peserta konferensi lainnya. Sebelumnya, mereka juga telah dibagi ke dalam sepuluh kelas yang berbeda, para peserta pun hanya diberi waktu tak kurang dari tujuh menit untuk melakukan presentasi. "Jadi memang harus singkat, padat, dan jelas, serta tentunya dipresentasikan dengan menggunakan bahasa Inggris," lanjut Agung.

Seperti yang dilakukan Dr Agus Windharto DEA, salah satu peserta yang juga dosen Jurusan Desain Produk Industri ITS ini berkesempatan untuk menyampaikan idenya. Ia mengangkat judul penelitian tentang desain eksterior lokomotif kepala kereta jenis CC300. Menurutnya, selama ini masih banyak ditemui desain lokomotif sebuah kereta khususnya jenis CC300 yang belum memiliki filosofi desain yang kuat.

Di akhir, Agus juga mengungkapkan sebuah dasar filosofi yang diaplikasikan pada produk lokomotif tersebut seharusnya memiliki arti yang bisa diterjemahkan. Misalnya, Ia memperlihatkan desain kepala lokomotif yang mengambil analogi desain kepala ular yang berbentuk runcing. "Sehingga ketika ada orang yang melihat lokomotif jenis ini, ia akan langsung ingat pada hewan ular," ujar Agus. (akh/man)

Berita Terkait