Program yang dicetus oleh International Office (IO) ITS ini meninggalkan banyak pengalaman dan pelajaran berharga bagi para peserta Staff Intership. Salah satu peserta program tersebut adalah Lilik Chudaifah, staff Badan Kerjasama Inovasi dan Bisnis Ventura (BKIBV). Ia mengaku pengalaman magang sebagai international partnership officer di King Mongkut’s Institute of Technology memberikannya banyak pembelajaran.
”Sebagai karyawati, saya biasa dengan etika bekerja keseharian. Namun ketika magang, banyak nilai tambah lain karena saya berbahasa Inggris. Ditambah lagi saya berhubungan dengan orang-orang dari negara lain, itu semakin melatih relationship skill saya,” ungkapnya. Setelah terpilih dari proses seleksi, para peserta melewati satu bulan masa pre-departure sebelum bertolak ke Thailand.
Selama satu bulan tersebut, peserta dibekali pengetahuan mengenai culture, communication skill, community dan relationship. Dengan pembekalan tersebut, nyaris tidak ada culture shock ketika mereka menjajaki negara gajah putih tersebut.
Kehadiran mereka di sana tidak hanya berprofesi sebagai peserta magang kerja internship. Di sisi lain, mereka juga menjadi perwakilan ITS untuk terjun ke dunia internasional. ”Program kami di Universitas Thailand sekaligus mempromosikan ITS yang juga memiliki program exchange dan beasiswa untuk mahasiswa asing,” ungkap Buchari, rekan Lilik yang turut terbang ke Thailand.
Buchari berharap, ITS benar-benar bisa Go International. ”Semoga ITS bisa lebih banyak peminat lagi dalam skala nasional maupun internasional. Tidak hanya itu juga, saya berharap ITS bisa menjadi tujuan belajar untuk mahasiswa internasional,” imbuhnya.
Thailand Persiapkan Diri
Kedatangan mereka di sana disambut dengan hangat. Bahkan ucapan Selamat Datang dalam Bahasa Indonesia pun mereka dengar dari negeri tetangga tersebut.
Proses magang di Thailand mampu menjadi pelecut motivasi mereka. Misalnya, wujud kewaspadaan negara tersebut dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Bentuk kewaspadaan tersebut terlihat dari banyaknya brosur bertema AEC di mana-mana. ”Bahkan saya lihat banyak orang di tempat saya magang mengenakan pin ASEAN di dada mereka. Semacam wujud demonstrasi mereka akan fakta bahwa mereka adalah warga ASEAN,” tutur Lilik Chudaifah.
Selain itu, ternyata siswa SD/SMP/SMA disana sudah dikenalkan dengan bahasa-bahasa di ASEAN. Meski hanya sekedar pengucapan umum dari bermacam bahasa di ASEAN, namun itu menjadikan mereka mengenal negara-negara tetangganya.
Program yang berlangsung dari 9 September hingga 20 Nopember ini meninggalkan semangat tersendiri bagi para peserta untuk selanjutnya menjadi inisiator bagi sivitas akademik ITS yang lain. ”Jika ITS ingin meraih visinya, maka diantara tiga elemen sivitas akademika ITS ini harus maju bersama. Dosen, karyawan, dan mahasiswa harus sama-sama go international,” pungkasnya. (m3/m15/nir)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,