Meski tak lepas dari kendala, tim yang beranggotakan Bagus Gelis Pratama Putra, Alfi Hidayat, dan Arya Javendra itu nyatanya bisa tampil mengesankan. Bahkan mereka mampu mencatatkan waktu terbaik pada sesi speed test. "Pertandingan kali ini sangat kompetitif, beda dengan yang saya rasakan tahun sebelumnya," ujar Bagus, ketua tim Acalendra-2.
Perlombaan dibagi menjadi dua, yakni manouver test dan speed test. Pada manouver test, setiap kapal harus bisa melewati rintangan (bola, red) yang telah ditentukan panitia. Jika satu bola terlewat, maka tim tersebut akan memperoleh 10 poin. "Dalam dua kali race, kita sudah bisa mendapatkan 100 poin," jelas Bagus. Hebatnya, tak ada satu bola pun yang tertabrak oleh kapal.
Dalam kompetisi yang digelar selama dua hari sejak Senin (25/11) tersebut, Acalendra juga sukses menaklukkan speed test. Kapal yang mereka beri nama Barunastra Mark III itu mampu menempuh lintasan dengan catatan waktu tujuh detik. Hal ini sangat sesuai dengan target yang dicanangkan sebelum race digelar. "Kita memang targetkan bisa mencatatkan waktu di bawah 10 detik," imbuh mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan tersebut.
Setiap tim memang mendapat waktu 10 menit untuk melakukan race. Dari beberapa race akan diambil waktu yang terbaik. Acalendera-2 mampu menggungguli lawan-lawannya dengan catatan waktu tujuh detik. Disusul tim asal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dengan 8 detik, dan Institut Pertanian Bogor menempati posisi ketiga. Hasil itu sekaligus menempatkan ITS sebagai juara pada KKCTBN kategori remote control.
Tak hanya juara saat race, Arcalendra juga medapat gelar sebagai Best Design. Raihan tersebut tidak terlepas dari kesesuaian kapal dengan rencana yang telah dibuat pada proposal sebelum kompetisi. Selain itu, kerapian serta test wawancara juga menjadi penilaian dari dewan juri.
Meski begitu, beberapa insiden sempat membuat tim tersebut panik. Masalah juga sempat datang 30 menit sebelum perlombaan digelar. Saat itu mesin servo (penggerak kemudi, red) tiba-tiba mengalami kerusakan, sehingga kapal tidak bisa berbelok saat berlayar.
"Kami benar-benar panik, karena kami juga lupa tidak membawa servo cadangan," jelas mahasiswa angkatan 2011 tersebut. Namun, pada akhirnya mereka diselamatkan oleh tim dari Politeknik Indramayu. Sebab tim tersebut bersedia untuk meminjamkan servo cadangan yang mereka bawa. Dengan demikian kapal dari ITS bisa kembali mengikuti race.
Meski tak luput dari kekurangan, Bagus tetap puas dengan gelara KKCTBN kali ini. Sebab, ini adalah kali keduanya ia bisa menjadi juara pertama. "Semoga generasi selanjutnya bisa mempertahankan gelar juara ini," tuturnya.
Tak hanya Acalendra-2, sebenarnya ITS juga menurunkan satu tim lagi di kategori kapal autonomous. Namun nasib mereka tak sebaik rekannya. Kali ini mereka harus gagal menjadi juara. Hal itu disebabkan karena kapal Barunastra Nala milik tim Nala tidak bisa melakukan manuver dengan baik. Akibatnya kapal tersebut sering menabrak rintangan. "Padahal mereka punya catatan waktu tercepat, yaitu 16 detik. Ini jauh dengan tim-tim lainnya," jelas Bagus. (guh/m15/ran)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,