Sejak pagi, mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan ini sudah mulai berkumpul di jurusannya. Beragam kegiatan internalisasi mereka ikuti, mulai dari senam hingga pertandingan futsal. Antusiasme tinggi sangat terasa. Pasalnya, tidak hanya mahasiswa, bahkan dosen dan karyawan pun turut hadir memeriahkan kegiatan besutan Departemen Dagri Himatekpal ini.
Salah satu kegiatan yang ditawarkan adalah lomba masak. Memanfaatkan plasa jurusan Teknik Perkapalan, lima meja kayu disiapkan lengkap dengan kompor gas serta peralatan masak lainnya. Sesuai arahan, bahan dasar yang digunakan adalah tahu dan tempe.
Merasa bahan dasar terlalu umum, Sri Rejeki Wahyu Pribadi ST MT, salah satu dosen perempuan Jurusan Tekpal menyumbangkan 10 kilogram ikan lele. Syaratnya, seluruh ikan berkumis itu wajib diolah dengan kreatif. ”Saya menyumbang ikan lele ini juga supaya melatih kreativitas mereka,” ungkap wanita berjilbab yang akrab disapa Uki ini.
Menariknya, lele yang bertubuh licin tersebut diberikan dalam keadaan hidup. Uki menjelaskan bahwa hal ini merupakan seni bertahan hidup, dimana mahasiswa mau tidak mau harus menangkap dan menyulapnya menjadi bersih hingga siap untuk dimasak. Tidak menunggu lama, seluruh peserta sepakat atas tantangan Uki.
Dengan tiga kali hitungan mundur, lomba dimulai. Karena seluruh ikan tersebut berada dalam satu ember, alhasil seluruh peserta berdesakkan menangkapnya dan berebut satu sama lain. Beberapa lele pun meloncat keluar ember hingga membuat peserta lari mengejarnya. Terbawa suasana, sejumlah mahasiswa yang menonton riuh bersorak meneriaki teman angkatannya masing-masing.
Lomba masak ini diikuti empat peserta yang merupakan perwakilan tiap angkatan. Uniknya, ada saja nama khusus yang mereka buat untuk tim kebanggaannya. Misalnya salah satu tim dari angkatan 2010 mereka memberi nama timnya JTC 14. Nama ini dipilih karena kontrakan yang mereka tempati berada di Jalan Jojoran Tiga C no 14. Hal tersebut sontak mengundang tawa para penonton.
Lain nama tim, lain pula menu yang mereka masak. Jika JTC 14 memilih mangut lele sebagai menu andalannya. Tim Sally, angkatan 2011 justru berani memadukan cita rasa Bali dan Ponorogo dengan menu lele saus padang. ”Kalau tempe ini, inginnya kami buat sebagai isi lumpia,” ungkap Baharika Dicky.
Satu setengah jam berlalu. Seluruh hidangan siap untuk dinilai. Berhubung minimnya dosen perempuan, jadilah Uki sebagai juri tunggal dari pihak dosen. ”Favorit saya tim JTC 14, sepertinya anak kontrakan biasa masak dan mereka sangat tenang dalam memasak dibanding yang lain,” pujinya. Uki memberikan penilian pada tiap peserta mulai dari kebersihan, tampilan masakan hingga cita rasa yang di buat. JTC 14 pun keluar sebagai pemenang. (lik/izz)